HADITS TENTANG METODE PENDIDIKAN
a.
Hadist tentang perintah
menggunakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAIKEM )
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ اَمْرِهِ قَالَ
بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُا (رواه مسلم)
Dari Abu Burdah dari
Abu Musa, ia berkata Rasulullah SAW ketika mengutus salah seorang sahabat di
dalam sebagian perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar gembira
dan janganlah mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-soal
agama dan janganlah mempersukar mereka (HR. Imam Muslim)
Pembahasan :
Perintah Nabi di atas
memberikan pelajaran kepada para pendidik bahwa di dalam melaksanakan tugas
pendidikan, para guru/pendidik dituntut untuk menciptakan proses pembelajaran
yang kondusif dan menyenangkan, berupaya membuat peserta didik untuk merasa betah
dan senang tinggal di sekolah bersamanya,dan bukan sebaliknya justru memberikan
kesan seram agar para siswa takut dan segan kepadanya, karena sikap demikian
justru akan membuat siswa tidak betah tinggal di sekolah dan sekaligus akan
sulit untuk bisa mencintai para guru beserta semua ilmu ataupun pendidikan yang
di berikan kepada mereka.
Analisis :
Hadist diatas
menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan semudah mungkin dan
sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak tertekan secara psikologis
dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Dengan pemilihan metode yang sesuai
dan tepat maka berjalannya proses pembelajaran akan mudah dan menyenangkan bagi
peserta didik. Suasana pembelajaran yang mudah dan menyenangkan ini akan
mempengaruhi minat belajar peserta didik untuk telibat aktif dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan maksimal.
B. Hadist pembicaraan harus jelas dan bila
perlu diulang
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللّهُ قَالَتْ كَانَ كَلاَمُ رَسُوْلُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَمًا فَصْلاً يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ
سَمِعَهُ (رواه ابو داود)
Dari Aisyah
Rahimahallah berkata, sesungguhnya perkataan Rasulullah adalah ucapan yang
sangat jelas, dan dapat memahamkan orang yang mendengarkannya. (HR. Abu Dawud)
Pembahasan :
Didalam hadist
tersebut dijelaskan diantara sifat ucapan Rasulullah SAW adalah sangat jelas dan
mudah dipahami oleh orang yang mendengarkanya. Oleh karenanya, Rasulullah SAW
mengucapkan sesuatu kepada seseorang menggunakan gaya dan bahasa dengan
kemampuan dya tangkap pemikiran orang yang sedang diaajak bicara oleh beliau [3].
Analisis :
Didalam hadist diatas,
pendidik mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran yaitu proses
penyampaian materi yang akan disampaikan kepada para murid. Dengan perkataan
yang jelas dan mudah dipahami proses penyampaian pesan dapat diterima dengan
baik oleh para murid. Perkataan yang jelas dalam hal ini bukan hanya sekedar
jelas. Namun lebih dari itu “jelas” disini adalah mampu memahamkanm peserta
didik yang dihadapinya.
Perkataan yang jelas
dan mudah dipahami akan menjadi salah satu factor keberhasilan pendidikan.
Diharapkan dengan adanya perkataan yang jelas dan mudah dipahami tersebut anak
didik akan dapat menyerap dan memahami apa yang disampaikan pendidik.
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ قَالَ حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ
إِذَا سَلَّمَ سَلَّمَ ثَلَاثًا وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا
(رواه البخارى)
Telah menceritakan kepada kami Abdah berkata,
Telah menceritakan kepada kami Abdushshamad berkata, Telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Mutsanna berkata; Tsumamah
bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila
memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat
diulangnya tiga kali. (HR. Imam Bukhori)
Pembahasan :
Ada perbedaan pendapat
apakah salam termasuk syarat dalam meminta izin untuk memasuki rumah atau tidak
? Imam Maziri berkata : bentuk permintaan izin ialah dengan cara mengucapkan
“Assalammua’alaikum, apakah boleh masuk?” kemudian ia boleh memilih antara
menyebutkan namanya atau hanya mengucapkan salam saja.
Imam Isma’il
berkomentar bahwa salam itu dilakukan secara berulang-ulang ketika meminta
izin, salam dilakukan secara berulang-ulang pada sekumpulan orang banyak yang
sebagian orang belum mendengar, begitu juga ia mengucapkan salam dan dia
menyangka orang pemilik rumah belum mendengar maka disunahkan mengulanginya
kembali dua atau tiga kali. Ada perbedaan pendapat mengenai seseorang yang
mengucapkan salam tiga kali dan menyangka kalau pemilik rumah belum mendengar,
menurut Imam Malik seseorang harus menambah salamnya sapai pemilik rumah
mendengarnya, kebanyakan ulama’ dan penganut madzhab Imam Maliki berpendapat
tidak boleh menambah salam karena mengikuti dhohirnya hadist.[4]
Analisis :
Dalam hadist diatas
Rasulullah SAW menggunakan pengulangan dengan kalimat وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا Hadist ini
mengindikasikan bahwa pengajaran memerlukan banyak pengulangan. Pengulangan
bahan yang telah dipelajari akan memperkuat hasil belajar.. Nabi Muhammad SAW
ketika menerima wahyu yang pertama dalam keadaan “meniru dan mengulang” apa
yang disampaikan oleh Jibril.
Oleh karena itu,
hendaknya para pendidik sesudah materi disampaikan kepada peserta didik
diharapkan untuk melakukan pengulangan kembali. Hal ini dimaksudkan untuk
mempertinggi penguasaan peserta didik terhadap materi yang sudah diterima. Demikian
juga halnya sebelum memberikan materi yang baru, hendaknya para pendidik
melakukan pengulangan kembali terhadap materi sebelumnya hal ini bertujuan
untuk mengingatkan kembali kepada peserta didik tentang materi sebelumnya dan
juga agar materi yang sebelumnya tidak hilang begitu saja.
C. Hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي
الجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda : orang yang menanggung hidup anak yatim atau yang
lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia seperti ini di dalam syurga dan ImamMalik mengisyaratkan
seperti jari telenjuk dan tengah (HR. Imam Muslim)
Pembahasan :
Dari hadist diatas
yang dimaksud dengan ( كَافِلُ
اليَتِيْمِ) adalah mencukupi segala kebutuhannya mulai dari nafakah,
pakaian, pendidikan sekolah dan bertanggung jawab atas baik buruknya adabnya.
Hal yang demikian ini mendapatkan keuatamaan baik dari hartanya sendiri maupun
harta anak yatimtersebut dengan menjadi walinya ini.
Maksud dari أَوْ لِغَيْره yaitu orang terdekatnya seperti
kakek, nenek, ibu, saudara laki-laki, saudara perempuan, paman dari ayah, paman
dari ibu bibi dari ibu dan orang lain.[5]
Analisis :
Pada hadist diatas
menerangkan tentang hubungan kedekatan Rasulullah dengan orang yang memelihara
anak yatim. Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan jari beliau. Beliau
menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang memelihara
anak yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari
telunjuk.
Dalam dunia pendidikan
sekarang ini, para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa meneladani Rasulullah
SAW dalam menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam metode
pengajarannnya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan media
pendidikan. Media pendidkan adalah suatu benda yang dapat dindrai, khususnya
penglihatan dan pendengaran baik yang terdapat dalam maupun luar kelas yang
digunakan sebagai alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media
pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Media
pendidikan mengandung beberapa beberapa aspek-aspek yaitu sebagai alat atau
sebagai teknik yang berkaitan erat dengan metode pengajaran
عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُوْنَ فَأَقَمْنَا
عِنْدَهُ عِشْرِيْنَ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَكَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيْمًا رَفِيْقًا فَلَّمَا وَظَنَّ أَنَّا قَدْ
اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا أَوْ قَدْ اشْتَقْنَا سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا
بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ قَالَ ارْجِعُوْا إِلَى أَهْلِيْكُمْ فَأَقِمُوا
فِيْهِمْ وَعَلِّمُوْهُمْ وَمُرُوْهُمْ وَذَ كَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْلاَ
أَحْفَظُهَا وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي فَإِذَا حَضَرَتْ
الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدَكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُ كُمْ (رواه
البخارى)
Dari Abi Qilabah katanya hadist
dari Malik. Kami mendatangi Rasulullah SAW Dan kami pemuda yang sebaya.
Kami tinggal bersama beliau selama (dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah SAW
adalah seorang yang penyayang dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga
kami ingin pulang dan rindu pada keluarga, beliau menanyakan tentang orang-orang
yang kami tinggalkan dan kami memberitahukannya, beliau bersabda : kembalillah
bersama keluargamu dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah
mereka, beliau menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan yang saya tidak hapal.
Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat. (HR. Imam Bukhari)
Pembahasan :
Hadist ini sangat
jelas menunjukkan tata cara shalat Rasulullah kepada sahabat. Sehingga para
sahabat dipesankan oleh Rasulullah agar shalat seperti yang dicontohkan
olehnya.
Maksud dari hadist
diatas adalah mengenai metode peragaan yang terdapat didalam kalimat hadist
terakhir yaitu “ Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”. Dan
apabila telah datang waktu shalat, maka adzanlah salah satu diantara kalian.
Dan yang paling tua diantara kalian jadikanlah imam[6]
Analisis :
Dari penjelasan diatas
telah dijelaskan bahwa Rasulullah melakukan metode demonstrasi tentang tata
cara shalat kepada sahabatnya. Hal dimaksudkan unntuk memperjelas tentang
bagaimana tata cara shalat yang sesuai dengan Rasulullah.
Metode
demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau bagaiman memperlihatkan sesuatu kepada
peserta didik. Metode demonstrasi ini dilakukan bertujuan agar pesan yang
disampaikan oleh pendidik dapat dikerjakan dengan baik dan benar oleh peserta
didik.
D. Hadist tentang metode cerita atau kisah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي فَشْتَدَّ عَلَيْهِ
الْعَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا وَهُوَ
بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَـأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا
مِثْلَ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلاَ حُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيْهِ ثُمَّ
رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لّهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوْا
يَارَسُوْلُ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا قَالَ فِي كَلِّ
كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرُ (رواه البخارى)
Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata
sesungguhnya Rasululllah SAW bersabda : “Ketika seorang laki-laki sedang
berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali kemudian ia menemukan
sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba
datang seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena
sangat haus, lelaki itu berkata : anjing itu sangat haus sebagaimana aku,
kemudian masuk kesumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia
(haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian
Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat bertanya wahai Rasulullah:
adakah kita mendapat pahala karena kita menolong hewan ? Nabi SAW menjawab :
disetiap yang mempunyai limpa basah ada pahalanya”. (HR.Imam Bukhori)
Pembahasan :
Ketika seorang
laki-laki sedang berjlan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali, kemudian ia
menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari
sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidanya ia menjilati
tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus
sebagaimana aku, kemudian masuk ke sumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan
air), kemudian ia (haus lagi) sambil mengigit sepatunya dan ia beri minum anjing
itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya.
Menurut Abdullah bin
Dinar Allah memasukkan lelaki tersebut ke surga. Dari hadist ini mengajarkan
kepada kita senantiasa saling menyayangi sesame makhluk Allah meskipun pada
hewan yang diharamkan.[7]
Analisis :
Hadist diatas
menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang
mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat
yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan metode yang
menarik yang mana sering dilakukan oleh Rasulullah dalam menyamapaikan ajaran
islam. Teknik ini menjadikan penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga
menimbulkan minat dikalangan para sahabatnya.
Teknik bercerita ini
adalah salah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek pembangunan insan
karena didalamnya mencakup seluruh metodologi pendidikan yaitu pendidikan
mental, akal, jasmani serta unsur-unsur yang ada dalam jiwa seseorang,
pendidikan itu melalui teladan dan nasehat. Bukti terbaik dari metode ini
adalah bagaimana setengah dari isi kandungan Al-Qur’an adalah tentang cerita
atau kisah dalam penyamapaian ajarannya.
E. Hadist tentang Metode tanya jawab dan
diskusi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَارَسُوْلُ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ
النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ
أَبُوْكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada
seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya Rasulullah, siapakah orang yang
paling berhak saya hormati? Beliau menjawab : “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian
ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan
kamu (HR. Muslim)
Pembahasan :
Seorang ibu di mata
anak-anaknya merupakan satu-satunya figure yang paling berjasa dibanding
lainnya, bagaimana tidak , karena dia telah susah payah mengandungnya selama
Sembilan bulan, dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, bayi yang masih berada
dalam kandungan senantiasa dibawa kemana dia pergi dan berada, bahkan tidak
jarang seorang ibu yang sedang mengandung muda sampai berbulan-bulan tidak mau
makan nasi karena jika hal itu dia lakukan akan kembali keluar/muntah.
Imam An-Nawawi
mengatakan bahwa,didalam hadist tersebut terdapat anjuran untuk berbuat baik
kepada kerabat dekat, dan ibu adalah yang paling berhak mendapatkan itu, baru
kemudian ayah dan kemudian kerabat yang paling dekat. Para ulama mengatakan
bahwa sebab didahulukannya ibu adalah karena kelelahan, beban berat dan
pengorbanannya di saat mengandung, melahirkan, menyusui, perawatan pendidikan
dan dan lain sebagainya.[8]
Analisis :
Dari penjelasan hadist
diatas, Rasulullah menggunakan metode tanya jawab sebagai starategi
pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya ataupun
sebaliknya. Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang
memungkinkan adanya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta
didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya timbal balik antara guru dengan
siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah para guru atau
pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid dapat mengerti dan
mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْمَظْلُوْمًا فَقَالَ
رَجُلٌ يَا رَسُوْلُ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُوْمًا أَفَرَأَيْتَ
إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهٌ مِنَ
الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ (رواه البخارى)
Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata,
Rasulullah SAW telah bersabda : “Tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang
didzalimi. Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah bagaimana jika menolong orang
dzalim? Rasulullah menjawab : “tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari
kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya (HR. Imam
Bukhari)
Pembahasan :
Dalam hadist diatas
dijelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan kepada umatnya agar menolong
saudaranya baik dalam keadaan dhalim atau madhlum (didzalimi).
Ibnu Bathal mengatakan
: (النصر) menurut orang
arab berarti(اعانة) pertolongan,
sungguh Rasulullah telah menjelaskan bahwa menolong orang yang dzalim itu
caranya dengan mencegah dari berbuat aniaya karena jika engkau tidak
mencegahnya, maka dia akan melakukan perbuatan aniaya hingga di qishas.
Pencegahan yang kamu lakukan dengan cara mengqishasnya itu juga bisa dikatakan
menolong orang yang beruat dzalim.[9]
Analisis :
Diskusi pada dasarnya
adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan
maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Jika ditelaah dari
bebarapa riwayat hadist, Rasulullah adalah orang yang paling banyak melakukan
diskusi. Metode diskusi ini sering dilakukan oleh Rasulullah bersama para
sahabatnya untuk mencari kata sepakat. Tetapi walaupun Nabi sering melakukan
dan membolehkan mendidik dengan metode diskusi akan tetapi dalam pelaksanaanya
harus dilakukan dengan hikmah ataupun dengan bijak agar segala permasalahan
dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa ada permusuhan, karena metode diskusi
berbeda dengan debat. Jika debat adalah perang argumentasi, beradu paham dan
kemampuan persuasi dalam memenangkan pendapatnya sendiri. Maka dalam metode
diskusi diharapkan semuanya memberi sumbangsih sehingga semua bisa paham dan
dimengerti secara bersama.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
hadist dan analisis diatas , dapat dikemukakan beberapa catatan sebagai berikut
:
Pertama, segala proses
pembelajaran yang dilaksanakan harus dibuat dengan semudah mungkin dan
sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak tertekan secara psikologis
dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Maka untuk menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif, para pendidik dianjurkan untuk menggunakan metode
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau dikenal
dengan PAIKEM.
Kedua, para pendidik ketika
dalam proses penyampaian materi harus jelas dan mudah diapahami agar proses
penyamapaian materi dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik dan apabila
diperlukan pengulangan, maka hendaknya para pendidik untuk menggulangi
perkataannya kembali dengan maksud untuk menambah penguasaan peserta didik
terhadap materi.
Ketiga, para pendidik
diharapkan bisa melakukan metode peragaan dan demonstrasi dalam proses
pembelajarannya. Karena dengan menggunakan metode peragaan proses pembelajaran
akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik karena adanya
alat bantu penghubung
dalam proses pembelajaran. Media pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas belajar siswa.
Keempat, bahwa pendidikan
dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak didik,
sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik dan menjauhi hal
yang buruk.
Kelima, Metode tanya jawab
ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya komunikasi langsung antara
pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya timbal balik
antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah
para guru atau pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid dapat mengerti.
Diskusi pada dasarnya adalah
tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk
mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu
atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar