I.PENDAHULUAN
Dalam proses pendidikan
islam, salah satu faktor terpenting untuk tercapainya tujuan pendidikan
adalah dengan metode pendidikan yang baik dan tepat. Sehingga bisa dibilang
kedudukan sebuah metodesangatlah signifikan. Sebaik apapun tujuan
pendidikan, jika metode yang digunakan tidak tepat, maka tujuan tersebut akan
sulit tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya
sebuah informasi dapat diterima secara lengkap atau tidak. Bahkan metode
sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan dianggap lebih penting dengan
materi itu sendiri, ini sesuai dengan hikmah yang selalu diingatkan kepada para
pendidik yaitu “At-Thariqat Ahamm min al-Maddah”( metode jauh lebih penting
daripada materi). Oleh sebab itu, pemilihan sebuah metode dalam proses
pembelajaran haruslah dipilih secara cermat dan tepat, agar hasil
pendidikan dapat memuaskan.
Terkait dengan metode pendidikan,
Rasulullah SAW sejak awal sudah mencontohkan dan melakukan metode pendidikan
yang tepat kepada para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan
sangat akurat dan tepat dalam menyampaikan ajaran islam. Rasulullah sangat
memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang sehingga nilai-nilai islam
yang ditransferkan bisa dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh para sahabat.
Maka dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa metode-metode pendidikan yang
diterapkan oleh Rasulullah dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan, khususnya dalam pendidikan islam
II.RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana hadist tentang perintah menggunakan PAIKEM ?
B. Bagaiman hadist tentang pembicaraan harus jelas dan bila
perlu
diulang?
C. Bagaimana
hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi?
D. Bagaimana
hadist tentang metode cerita atau kisah ?
E. Bagaimana hadist tentang metode tanya jawab dan diskusi ?
E. Bagaimana hadist tentang metode tanya jawab dan diskusi ?
III.TUJUAN DAN MANFAAT
Meninjau rumusan masalah dari makalah
ini, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
A. Mampu mengetahui hadist tentang perintah menggunakan PAIKEM
B. Mampu mengetahui hadist tentang pembicaraan harus jelas dan
bila perlu diulang
C. Mampu mengetahui hadist tentang metode peragaan dan
demonstrasi
D. Mampu mengetahui hadist tentang metode cerita atau kisah
E. Mampu mengetahui hadist tentang metode tanya jawab
dan diskusi
IV.PEMBAHASAN
A. Hadist
tentang perintah menggunakan PAIKEM
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي
بَعْضِ اَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ
تُعَسِّرُا (رواه مسلم)
Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata
Rasulullah SAW ketika mengutus salah seorang sahabat di dalam sebagian
perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar gembira dan janganlah
mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-soal agama dan
janganlah mempersukar mereka (HR. Imam Muslim)[1]
Pembahasan :
Perintah Nabi di atas memberikan
pelajaran kepada para pendidik bahwa di dalam melaksanakan tugas pendidikan,
para guru/pendidik dituntut untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif
dan menyenangkan, berupaya membuat peserta didik untuk merasa betah dan senang
tinggal di sekolah bersamanya,dan bukan sebaliknya justru memberikan kesan
seram agar para siswa takut dan segan kepadanya, karena sikap demikian justru
akan membuat siswa tidak betah tinggal di sekolah dan sekaligus akan sulit
untuk bisa mencintai para guru beserta semua ilmu ataupun pendidikan yang di
berikan kepada mereka[2].
Analisis :
Hadist diatas menjelaskan bahwa proses
pembelajaran harus dibuat dengan semudah mungkin dan sekaligus menyenangkan
agar para peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan
dengan suasana di kelas. Dengan pemilihan metode yang sesuai dan tepat maka
berjalannya proses pembelajaran akan mudah dan menyenangkan bagi peserta didik.
Suasana pembelajaran yang mudah dan menyenangkan ini akan mempengaruhi minat
belajar peserta didik untuk telibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga
tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan maksimal.
B. Hadist
pembicaraan harus jelas dan bila perlu diulang
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللّهُ قَالَتْ كَانَ كَلاَمُ رَسُوْلُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَمًا فَصْلاً يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ
سَمِعَهُ (رواه ابو داود)
Dari Aisyah Rahimahallah berkata,
sesungguhnya perkataan Rasulullah adalah ucapan yang sangat jelas, dan dapat
memahamkan orang yang mendengarkannya. (HR. Abu Dawud)
Pembahasan :
Didalam hadist tersebut dijelaskan
diantara sifat ucapan Rasulullah SAW adalah sangat jelas dan mudah dipahami
oleh orang yang mendengarkanya. Oleh karenanya, Rasulullah SAW mengucapkan
sesuatu kepada seseorang menggunakan gaya dan bahasa dengan kemampuan dya
tangkap pemikiran orang yang sedang diaajak bicara oleh beliau [3].
Analisis :
Didalam hadist diatas, pendidik
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran yaitu proses penyampaian
materi yang akan disampaikan kepada para murid. Dengan perkataan yang jelas dan
mudah dipahami proses penyampaian pesan dapat diterima dengan baik oleh para
murid. Perkataan yang jelas dalam hal ini bukan hanya sekedar jelas. Namun
lebih dari itu “jelas” disini adalah mampu memahamkanm peserta didik yang
dihadapinya.
Perkataan yang jelas dan mudah dipahami
akan menjadi salah satu factor keberhasilan pendidikan. Diharapkan dengan
adanya perkataan yang jelas dan mudah dipahami tersebut anak didik akan dapat
menyerap dan memahami apa yang disampaikan pendidik.
حَدَّثَنَا عَبْدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ قَالَ حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ
إِذَا سَلَّمَ سَلَّمَ ثَلَاثًا وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا
(رواه البخارى)
Telah menceritakan kepada
kami Abdah berkata, Telah menceritakan kepada
kami Abdushshamad berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdullah
bin Al Mutsanna berkata; Tsumamah bin Abdullah telah
menceritakan kepada kami dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila memberi salam,
diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga
kali. (HR. Imam Bukhori)
Pembahasan :
Ada perbedaan pendapat apakah salam
termasuk syarat dalam meminta izin untuk memasuki rumah atau tidak ? Imam
Maziri berkata : bentuk permintaan izin ialah dengan cara mengucapkan
“Assalammua’alaikum, apakah boleh masuk?” kemudian ia boleh memilih antara
menyebutkan namanya atau hanya mengucapkan salam saja.
Imam Isma’il berkomentar bahwa salam itu
dilakukan secara berulang-ulang ketika meminta izin, salam dilakukan secara
berulang-ulang pada sekumpulan orang banyak yang sebagian orang belum
mendengar, begitu juga ia mengucapkan salam dan dia menyangka orang pemilik
rumah belum mendengar maka disunahkan mengulanginya kembali dua atau tiga kali.
Ada perbedaan pendapat mengenai seseorang yang mengucapkan salam tiga kali dan
menyangka kalau pemilik rumah belum mendengar, menurut Imam Malik seseorang
harus menambah salamnya sapai pemilik rumah mendengarnya, kebanyakan ulama’ dan
penganut madzhab Imam Maliki berpendapat tidak boleh menambah salam karena
mengikuti dhohirnya hadist.[4]
Analisis :
Dalam hadist diatas Rasulullah SAW
menggunakan pengulangan dengan kalimat وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا Hadist ini mengindikasikan bahwa pengajaran memerlukan banyak pengulangan.
Pengulangan bahan yang telah dipelajari akan memperkuat hasil belajar.. Nabi
Muhammad SAW ketika menerima wahyu yang pertama dalam keadaan “meniru dan
mengulang” apa yang disampaikan oleh Jibril.
Oleh karena itu, hendaknya para pendidik
sesudah materi disampaikan kepada peserta didik diharapkan untuk melakukan
pengulangan kembali. Hal ini dimaksudkan untuk mempertinggi penguasaan peserta
didik terhadap materi yang sudah diterima. Demikian juga halnya sebelum
memberikan materi yang baru, hendaknya para pendidik melakukan pengulangan
kembali terhadap materi sebelumnya hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali
kepada peserta didik tentang materi sebelumnya dan juga agar materi yang
sebelumnya tidak hilang begitu saja.
C. Hadist
tentang metode peragaan dan demonstrasi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْ
لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ
بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda : orang yang menanggung hidup anak yatim atau yang lainnya, maka
saya ( Nabi) dan dia seperti ini di dalam syurga dan ImamMalik mengisyaratkan seperti jari telenjuk dan tengah (HR. Imam
Muslim)
Pembahasan :
Dari hadist diatas yang dimaksud
dengan ( كَافِلُ اليَتِيْمِ)
adalah mencukupi segala kebutuhannya mulai dari nafakah, pakaian, pendidikan
sekolah dan bertanggung jawab atas baik buruknya adabnya. Hal yang demikian ini
mendapatkan keuatamaan baik dari hartanya sendiri maupun harta anak
yatimtersebut dengan menjadi walinya ini.
Maksud dari أَوْ لِغَيْره yaitu
orang terdekatnya seperti kakek, nenek, ibu, saudara laki-laki, saudara
perempuan, paman dari ayah, paman dari ibu bibi dari ibu dan orang lain.[5]
Analisis :
Pada hadist diatas menerangkan tentang
hubungan kedekatan Rasulullah dengan orang yang memelihara anak yatim.
Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan jari beliau. Beliau menerangkan
kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang memelihara anak
yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari telunjuk.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini,
para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa meneladani Rasulullah SAW dalam
menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam metode
pengajarannnya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan media
pendidikan. Media pendidkan adalah suatu benda yang dapat dindrai, khususnya
penglihatan dan pendengaran baik yang terdapat dalam maupun luar kelas yang
digunakan sebagai alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media
pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Media
pendidikan mengandung beberapa beberapa aspek-aspek yaitu sebagai alat atau
sebagai teknik yang berkaitan erat dengan metode pengajaran
عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا
مَالِكٌ أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ
شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُوْنَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِيْنَ يَوْمًا وَلَيْلَةً
وَكَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيْمًا رَفِيْقًا
فَلَّمَا وَظَنَّ أَنَّا قَدْ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا أَوْ قَدْ اشْتَقْنَا
سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ قَالَ ارْجِعُوْا إِلَى
أَهْلِيْكُمْ فَأَقِمُوا فِيْهِمْ وَعَلِّمُوْهُمْ وَمُرُوْهُمْ وَذَ كَرَ
أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْلاَ أَحْفَظُهَا وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي
أُصَلِّي فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدَكُمْ
وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُ كُمْ (رواه البخارى)
Dari Abi Qilabah katanya hadist
dari Malik. Kami mendatangi Rasulullah SAW Dan kami pemuda yang sebaya.
Kami tinggal bersama beliau selama (dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah SAW
adalah seorang yang penyayang dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga
kami ingin pulang dan rindu pada keluarga, beliau menanyakan tentang orang-orang
yang kami tinggalkan dan kami memberitahukannya, beliau bersabda : kembalillah
bersama keluargamu dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah
mereka, beliau menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan yang saya tidak hapal.
Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat. (HR. Imam Bukhari)
Pembahasan :
Hadist ini sangat jelas menunjukkan tata
cara shalat Rasulullah kepada sahabat. Sehingga para sahabat dipesankan oleh
Rasulullah agar shalat seperti yang dicontohkan olehnya.
Maksud dari hadist diatas adalah
mengenai metode peragaan yang terdapat didalam kalimat hadist terakhir yaitu “
Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”. Dan apabila telah datang
waktu shalat, maka adzanlah salah satu diantara kalian. Dan yang paling tua diantara
kalian jadikanlah imam[6]
Analisis :
Dari penjelasan diatas telah dijelaskan
bahwa Rasulullah melakukan metode demonstrasi tentang tata cara shalat kepada
sahabatnya. Hal dimaksudkan unntuk memperjelas tentang bagaimana tata cara
shalat yang sesuai dengan Rasulullah.
Metode demonstrasi adalah
metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau bagaiman memperlihatkan sesuatu kepada peserta didik. Metode
demonstrasi ini dilakukan bertujuan agar pesan yang disampaikan oleh pendidik
dapat dikerjakan dengan baik dan benar oleh peserta didik.
D. Hadist
tentang metode cerita atau kisah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا
رَجُلٌ يَمْشِي فَشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا
ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا وَهُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَـأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ
فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلَ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلاَ حُفَّهُ ثُمَّ
أَمْسَكَهُ بِفِيْهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لّهُ
فَغَفَرَ لَهُ قَالُوْا يَارَسُوْلُ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ
أَجْرًا قَالَ فِي كَلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرُ (رواه البخارى)
Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata
sesungguhnya Rasululllah SAW bersabda : “Ketika seorang laki-laki sedang
berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali kemudian ia menemukan
sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari
sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia
menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata : anjing itu sangat haus
sebagaimana aku, kemudian masuk kesumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan
air), kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum
anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat bertanya
wahai Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena kita menolong hewan ? Nabi
SAW menjawab : disetiap yang mempunyai limpa basah ada pahalanya”. (HR.Imam
Bukhori)
Pembahasan :
Ketika seorang laki-laki sedang berjlan
tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali, kemudian ia menemukan sumur lalu ia
masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang
seekor anjing menjulur-julurkan lidanya ia menjilati tanah karena sangat haus,
lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk ke
sumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil
mengigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur
kepadanya dan mengampuninya.
Menurut Abdullah bin Dinar Allah
memasukkan lelaki tersebut ke surga. Dari hadist ini mengajarkan kepada kita
senantiasa saling menyayangi sesame makhluk Allah meskipun pada hewan yang
diharamkan.[7]
Analisis :
Hadist diatas menjelaskan bahwa
pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak
didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik dan
menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan metode yang menarik yang
mana sering dilakukan oleh Rasulullah dalam menyamapaikan ajaran islam. Teknik
ini menjadikan penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat
dikalangan para sahabatnya.
Teknik bercerita ini adalah salah satu
teknik yang baik untuk menerapkan aspek pembangunan insan karena didalamnya
mencakup seluruh metodologi pendidikan yaitu pendidikan mental, akal, jasmani
serta unsur-unsur yang ada dalam jiwa seseorang, pendidikan itu melalui teladan
dan nasehat. Bukti terbaik dari metode ini adalah bagaimana setengah dari isi
kandungan Al-Qur’an adalah tentang cerita atau kisah dalam penyamapaian
ajarannya.
E. Hadist
tentang Metode tanya jawab dan diskusi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَارَسُوْلُ
اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ
أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada
seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya Rasulullah, siapakah orang yang
paling berhak saya hormati? Beliau menjawab : “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian
ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan
kamu (HR. Muslim)
Pembahasan :
Seorang ibu di mata anak-anaknya
merupakan satu-satunya figure yang paling berjasa dibanding lainnya, bagaimana
tidak , karena dia telah susah payah mengandungnya selama Sembilan bulan, dalam
suka dan duka, sehat maupun sakit, bayi yang masih berada dalam kandungan
senantiasa dibawa kemana dia pergi dan berada, bahkan tidak jarang seorang ibu
yang sedang mengandung muda sampai berbulan-bulan tidak mau makan nasi karena
jika hal itu dia lakukan akan kembali keluar/muntah.
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa,didalam
hadist tersebut terdapat anjuran untuk berbuat baik kepada kerabat dekat, dan
ibu adalah yang paling berhak mendapatkan itu, baru kemudian ayah dan kemudian
kerabat yang paling dekat. Para ulama mengatakan bahwa sebab didahulukannya ibu
adalah karena kelelahan, beban berat dan pengorbanannya di saat mengandung,
melahirkan, menyusui, perawatan pendidikan dan dan lain sebagainya.[8]
Analisis :
Dari penjelasan hadist diatas,
Rasulullah menggunakan metode tanya jawab sebagai starategi pembelajarannya.
Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya ataupun sebaliknya. Metode
tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya
komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini
terlihat adanya timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari
metode tanya jawab ini adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui
sejauhmana para murid dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang telah
diceramahkan.
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا
أَوْمَظْلُوْمًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُوْلُ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ
مَظْلُوْمًا أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ
تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهٌ مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ (رواه
البخارى)
Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata,
Rasulullah SAW telah bersabda : “Tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang
didzalimi. Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah bagaimana jika menolong orang
dzalim? Rasulullah menjawab : “tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari
kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya (HR. Imam
Bukhari)
Pembahasan :
Dalam hadist diatas dijelaskan bahwa
Rasulullah memerintahkan kepada umatnya agar menolong saudaranya baik dalam
keadaan dhalim atau madhlum (didzalimi).
Ibnu Bathal mengatakan : (النصر) menurut
orang arab berarti(اعانة)
pertolongan, sungguh Rasulullah telah menjelaskan bahwa menolong orang yang
dzalim itu caranya dengan mencegah dari berbuat aniaya karena jika engkau tidak
mencegahnya, maka dia akan melakukan perbuatan aniaya hingga di qishas.
Pencegahan yang kamu lakukan dengan cara mengqishasnya itu juga bisa dikatakan
menolong orang yang beruat dzalim.[9]
Analisis :
Diskusi pada dasarnya adalah tukar
menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk
mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu
atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Jika ditelaah dari bebarapa riwayat
hadist, Rasulullah adalah orang yang paling banyak melakukan diskusi. Metode
diskusi ini sering dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya untuk
mencari kata sepakat. Tetapi walaupun Nabi sering melakukan dan membolehkan
mendidik dengan metode diskusi akan tetapi dalam pelaksanaanya harus dilakukan
dengan hikmah ataupun dengan bijak agar segala permasalahan dapat diselesaikan
dengan baik dan tanpa ada permusuhan, karena metode diskusi berbeda dengan
debat. Jika debat adalah perang argumentasi, beradu paham dan kemampuan
persuasi dalam memenangkan pendapatnya sendiri. Maka dalam metode diskusi
diharapkan semuanya memberi sumbangsih sehingga semua bisa paham dan dimengerti
secara bersama.
V.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hadist dan analisis
diatas , dapat dikemukakan beberapa catatan sebagai berikut :
Pertama, segala proses pembelajaran yang dilaksanakan harus dibuat dengan semudah
mungkin dan sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak tertekan
secara psikologis dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Maka untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, para pendidik dianjurkan untuk
menggunakan metode pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan atau dikenal dengan PAIKEM.
Kedua,
para pendidik ketika dalam proses penyampaian materi harus jelas dan mudah
diapahami agar proses penyamapaian materi dapat diterima dan dipahami oleh
peserta didik dan apabila diperlukan pengulangan, maka hendaknya para pendidik
untuk menggulangi perkataannya kembali dengan maksud untuk menambah penguasaan
peserta didik terhadap materi.
Ketiga,
para pendidik diharapkan bisa melakukan metode peragaan dan demonstrasi dalam
proses pembelajarannya. Karena dengan menggunakan metode peragaan proses
pembelajaran akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik karena
adanya
alat bantu penghubung dalam proses
pembelajaran. Media pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar
siswa.
Keempat, bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang
mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat
yang baik dan menjauhi hal yang buruk.
Kelima,
Metode tanya jawab ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya
komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini
terlihat adanya timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari
metode tanya jawab ini adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui
sejauhmana para murid dapat mengerti.
Diskusi pada dasarnya adalah tukar
menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat
pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk
mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
VI.PENUTUP
Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam penyampaian makalah
selanjutnya semakin lebih baik. Semoga makalah ini dapat menambah wacana
keilmuan dan memberi manfaaat bagi kita semua baik didunia maupun di akhirat.
Amin
[2] Ismail
SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang :
Rasail Media Group,2008)hlm13
[3] Imam
Nawawi , Terjemahan Riyadlus Shahih Al Bukhari, (Jakarta :
Pustaka Amani, 1999M/1420H), jilid 1 hlm639
[4] Imam
Nawawi , Terjemahan Riyadlus Shahih Al Bukhari, (Jakarta :
Pustaka Amani, 1999M/1420H), jilid 1 hlm639
[5] Muhammad
Fuad Abdul Baqi, Kumpulann Hadist Shahih Bukhari dan Muslim,
(Semarang : PUSTAKA NUUN, 2012)hlm552
[6] http://www.tokoblog.net/2011/03/hadits-tentang-metode-pendidikan.htmldiakses
pada 20-9-2013 pukul 21.00 WIB
[7] http://m.manjaddawajadda.abatasa.co.id/post/detail/26348/my-education.htmdiakses
pada 21-9-2013 pukul 20.00 WIB
Berbagai Macam
Strategi Pembelajaran PAIKEM dan Langkah Penerapanya
Dalam
kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam
menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat
dibutuhkan. Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang
efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Proses
belajar-mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode
pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain.
Berikut ini akan kami bagikan model dan strategi pembelajaran aktif (Active learning) atau yang sring kita kenal dengan sebutan Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Metode PAIKEM sebagai alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.
Berikut ini akan kami bagikan model dan strategi pembelajaran aktif (Active learning) atau yang sring kita kenal dengan sebutan Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Metode PAIKEM sebagai alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.
Guru
diharapkan dapat melakukan pengembangan, modifikasi, improvisasi atau mencari
strategi atau metode lain yang dipandang lebih tepat. Karena pada dasarnya
tidak ada strategi yang paling ideal/baik. Masing-masing strategi memiliki
kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat tergantung pada beberapa
faktor, seperti tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru),
ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan kondisi lainnya.
Aplikasi strategi PAIKEM harus bersifat variatif. Sekian banyak
model strategi PAIKEM seharusnya tidak diterapkan secara tunggal, melainkan
harus dikombinasi antara satu strategi dengan strategi lainnya. Kombinasi dua
strategi atau lebih ini sangat menopang ketuntasan pencapaian tujuan optimal.
Pemilihan dua atau lebih strategi dalam satu proses pembelajaran harus melihat
dan mencermati Kompetensi Dasar disampaikan. Disamping itu, kombinasi dua
strategi atau lebih ini sangat sesuai dengan prinsip dasar PAIKEM, yakni,
pembelajaran serba variasi. Proses pembelajaran harus menggunakan variasi
metode, variasi strategi, variasi media, dan variasi sumber belajar.
Berikut
ini macam-macam metode pembelajatan PAIKEM dan langkah-langkah penerapanya :
1. EVERYONE IS A TEACHER HERE (Setiap murid sebagai guru)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah
mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau
sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.
2.
Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan
kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan
pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
3.
Mintalah mereka membaca dan
memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya.
4.
Undang sukarelawan (volunter)
untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya
bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap
membaca--tanpa langsung menunjuknya).
5.
Mintalah dia memberikan respons
(jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian
mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi
jawabannya.
6.
Berikan apresiasi (pujian/tidak
menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan
tidak takut salah.
7.
Kembangkan diskusi secara lebih
lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan
masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
8.
Guru melakukan kesimpulan,
klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah: membiasakan peserta didik untuk
belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak
minder dan tidak takut salah.
2. WRITING IN HERE AND NOW (Menulis
Pengalaman secara Langsung)
Menulis
dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah
mereka alami. Langkah-langkah penerapan strategi ini adalah :
1.
Guru memilih jenis pengalaman yang diinginkan untuk
ditulis oleh peserta didik. Ia bisa berupa peristiwa masa lampau atau yang akan
datang. Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang
telah dipilih untuk tujuan penulisan reflektif. Guru memberitahu mereka bahwa
cara yang berharga untuk merefleksikan pengalaman adalah mengenangkan atau
mengalaminya untuk pertama kali di sini dan saat sekarang. Dengan demikian
tindakan itu menjadikan pengaruh lebih jelas dan lebih dramatik dari pada
menulis tentang sesuatu di "sana dan kemudian" atau di masa depan
yang jauh.
2.
Guru memerintahkan peserta didik untuk menulis, saat
sekarang, tentang pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk
memulai awal pengalaman dan menulis apa yang sedang mereka dan lainnya lakukan
dan rasakan. Guru menyuruh peserta didik untuk menulis sebanyak mungkin yang
mereka inginkan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dan perasaan-perasaan
yang dihasilkannya.
3.
Guru memberikan waktu yang
cukup untuk menulis. Peserta didik seharusnya tidak merasa terburu-buru. Ketika
mereka selesai, guru mengajak mereka untuk membacakan tentang refleksinya.
4.
Guru mendiskusikan hasil
pengalaman peserta didik tersebut bersama-sama.
5.
Guru melakukan kesimpulan,
klarifikasi, dan tindak lanjut.
3. READING ALOUD (Metode Membaca dengan
Keras)
Membaca
suatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian
secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi.
Strategi tersebut mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu
kelompok yang kohesif. Prosedur dari strategi ini adalah sebagai berikut :
1.
Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca
dengan keras, misalnya tentang manasik haji. Guru hendaknya membatasi dengan
suatu pilihan teks yang kurang dari 500 kata.
2.
Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara
singkat. Guru memperjelas poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat
diangkat.
3.
Guru membagi bacaan teks itu
dengan alinea-¬alinea atau beberapa cara lainnya. Guru menyuruh
sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian yang berbeda.
4.
Ketika bacaan-bacaan tersebut
berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekankan poin-poin
tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan, atau memberikan
contoh-contoh. Guru dapat membuat diskusi-diskusi singkat jika para peserta
didik menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian guru melanjutkan dengan
menguji apa yang ada dalam teks tersebut.
5.
Guru melakukan kesimpulan,
klarifikasi, dan tindak lanjut.
CATATAN :
Ketiga
contoh strategi di atas bertujuan untuk lebih memotivasi pembelajaran aktif
secara individu. Sedangkan contoh berikutnya lebih memotivasi belajar aktif
bersama, cooperative learning.
4. THE POWER OF TWO & FOUR
(Menggabung 2 dan 4 Kekuatan)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Tetapkan satu masalah/pertanyaan terkait dengan Kompetensi
Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
2.
Beri kesempatan pada peserta untuk berpikir sejenak
tentang masalah tersebut.
3.
Bagikan kertas pada tiap
peserta didik untuk menuliskan pemecahan masalah/ jawaban (secara mandiri) lalu
periksalah hasil kerjanya.
4.
Perintahkan peserta didik
bekerja berpasangan 2 orang dan berdiskusi tentang jawaban masalah tersebut,
lalu periksalah hasil kerjanya.
5.
Peserta didik membuat jawaban
baru atas masalah yang disepakati berdua, lalu
6.
Selanjutnya perintahkan peserta
didik bekerja berpasangan 4 orang dan berdiskusi lalu bersepakat mencari
jawaban terbaik, lalu periksalah hasil kerjanya.
7.
Jawaban bisa ditulis dalam
kertas atau lainnya, dan guru memeriksa dan memastikan setiap kelompok telah
menghasilkan kesepakatan terbaiknya menjawab masalah yang dicari.
8.
Guru mengemukakan penjelasan
dan solusi atas permasalahan yang didiskusikan tadi.
9.
Guru melakukan kesimpulan,
klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah membiasakan belajar aktif secara
individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan).
5. INFORMATION SEARCH (Mencari Informasi)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Tersedia referensi terkait topik pembelajaran tertentu
sesuai Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran. (misalnya: hakikat
manusia dalam Islam).
2.
Guru menyusun kompetensi dari topik tersebut.
3.
Mampu mengidentifikasi karakter
manusia Muslim kaffah.
4.
Guru membuat pertanyaan untuk
memperoleh kompetensi tersebut.
5.
Carilah ayat dan Hadis terkait.
6.
Bagi kelas dalam kelompok kecil
(maksimal 3 orang).
7.
Peserta ditugasi mencari bahan
di perpustakaan/warnet yang sudah diketahui oleh guru bahwa bahan tersebut
benar-benar ada.
8.
Setelah peserta mencari dan
kembali ke kelas, guru membantu dengan cara membagi referensi kepada mereka.
9.
Peserta diminta mencari jawaban
dalam referensi tersebut yang dibatasi oleh waktu (mis 10 menit) oleh guru.
10.
Hasilnya didiskusikan bersama
seluruh kelas.
11.
Guru menjelaskan materi
pelajaran terkait dengan topik tersebut.
12.
Guru melakukan kesimpulan,
klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah memberi kesempatan peserta didik
untuk menemukan suatu ilmu pengetahuan dengan proses mencari sendiri.
6. POINT- COUNTER POINT (Beradu
pandangan sesuai perspektif tertentu)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Pilih satu topik yang mempunyai dua perspektif (pandangan)
atau lebih.
2.
Bagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
perspektif (pandangan yang ada).
3.
Pastikan bahwa masing-masing kelompok duduk pada tempat
yang terpisah.
4.
Mintalah masing-masing kelompok untuk menyiapkan argumen
sesuai dengan perspektif kelompoknya.
5.
Pertemukan kembali masing-masing kelompok dan beri
kesempatan salah satu kelompok tertentu untuk memulai berdebat dengan
menyampaikan argumen yang disepakati dalam kelompok.
6.
Undang anggota kelompok lain untuk menyampaikan pandangan
yang berbeda. Demikian seterusnya.
7.
Beri klarifikasi atau kesimpulan dengan membandingkan
isu-isu yang anda amati.
Tujuan penerapan strategi ini adalah
untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan
suatu masalah yang aktual di masyarakat sesuai dengan posisi yang diperankan.
7. READING GUIDE (Bacaan terbimbing)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Tentukan bacaan yang akan dipelajari.
2.
Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh
peserta atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh
mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi.
3.
Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya
kepada peserta.
4.
Tugas peserta adalah mempelajari bahan bacaan tersebut
dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktivitas ini
sehingga tidak memakan waktu yang berlebihan.
5.
Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan
jawaban kepada peserta.
6.
Pada akhir pembelajaran, berilah ulasan atau penjelasan
secukupnya.
7.
Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan strategi ini adalah
membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi
pokok.
8. ACTIVE DEBATE (Debat aktif)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Kembangkan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan sebuah
kasus atau isu kontroversial dalam suatu topik yang relevan dengan Kompetensi
Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
2.
Bagi kelas menjadi dua kelompok; tugaskan mereka pada
posisi “pro” satu kelompok, dan posisi “kontra” pada kelompok lainnya.
3.
Minta setiap kelompok untuk menunjuk wakil mereka, dua
atau tiga orang sebagai juru bicara dengan posisi duduk saling berhadapan.
4.
Awali “debat” ini dengan meminta masing-masing juru bicara
untuk mengemukakan pandangannya secara bergantian.
5.
Setelah itu, juru bicara ini akan kembali ke kelompok
mereka untuk minta pendapat guna mengatur strategi untuk membuat bantahan pada
kelompok lainnya.
6.
Apabila dirasa cukup, maka hentikan debat ini (pada saat
puncak perdebatan) dengan tetap menyisakan waktu sebagai follow up dari kasus
yang diperdebatkan.
7.
Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk
melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu
masalah yang kontroversial serta memiliki sikap demokratis dan saling
menghormati terhadap perbedaan pendapat.
9. INDEX CARD MATCH (Mencari
jodoh/pasangan kartu)
Langkah-langkah Penerapan :
Langkah-langkah Penerapan :
1.
Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam
kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok.
2.
Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada potongan kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu
pertanyaan.
3.
Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
4.
Kocoklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur
antara soal dan jawaban.
5.
Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini
aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal
dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.
6.
Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada
yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan
juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang
lain.
7.
Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang
diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya soal
tersebut dijawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya.
8.
Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta
tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk
melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap
suatu materi pokok.
10. JIGSAW LEARNING (Belajar melalui
tukar delegasi antar kelompok/ Tim ahli)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Pilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi
beberapa segmen (bagian).
2.
Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah segmen yang ada. Jika jumlah peserta 25 sedang jumlah segmen yang ada
ada 5 maka masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
3.
Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan
mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda.
4.
Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain
untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya.
5.
Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan
seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.
6.
Berilah peserta didik pertanyaan untuk mengecek pemahaman
mereka terhadap materi yang dipelajari.
7.
Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk
melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara
individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman
sekelasnya.
11. ROLE PLAY (Bermain Peran)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Menetapkan topik : (Konflik interpersonal, Konflik antar golongan, Perbedaan pendapat/perspektif, dll.
2.
Tunjuk dua orang siswa/peserta didik maju ke depan untuk
memerankan karakter tertentu: 10 -15 menit.
3.
Mintalah keduanya untuk bertukar peran.
4.
Hentikan role play apabila telah mencapai puncak
tinggi/dirasa sudah cukup.
5.
Pada saat kedua siswa/peserta didik memerankan karakter
tertentu di muka kelas, siswa/peserta didik lainya diminta untuk mengamati dan
menuliskan tanggapan mereka.
6.
Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah :
·
Memberikan pengalaman kongkrit dari apa yang telah
dipelajari.
·
Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.
·
Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan
sosial.
·
Menyiapkan/menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit.
·
Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa/peserta didik.
·
Menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang
tersembunyi di balik suatu keinginan.
12. DEBAT BERANTAI
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
2.
Masing-masing kelompok ditunjuk koordinator untuk menulis.
3.
Mereka diberi konsep atau gagasan yang mengundang
pro-kontra.
4.
Masing-masing kelompok memberikan pendapatnya dengan cara
: Koordinator
mengatur posisi duduk melingkar, Setiap anggota kelompok menyampaikan ide setuju dengan
alasannya, bergantian anggota yang lain tidak setuju dengan alasannya, Pada putaran kedua, anggota yang tadi
setuju berganti menyampaikan ide tidak setuju disertai alasan, sementara yang
tidak setuju berganti menyampaikan setuju disertai alasannya, demikian hingga
semua anggota selesai menyampaikan pendapat bebasnya.
5.
Guru meminta siswa secara sukarela maju ke depan untuk
menuliskan alasan yang setuju dan tidak setuju dari masing-masing kelompok tadi.
6.
Guru menyimpulkan dan melakukan refleksi serta tindak
lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk
menggali kemampuan peserta didik agar bisa memberikan argumentasi (reasoning)
antara dua pendapat yang kontradiktif supaya tidak berpikir ekstrem dalam
menyikapi suatu masalah.
13. LISTENING TEAM (Tim Pendengar)
Strategi
ini dimaksudkan untuk mengaktifkan seluruh peserta didik dengan membagi peserta
didik secara berkelompok dan memberikan tugas yang berbeda kepada masing-masing
kelompok tersebut. Strategi ini dapat dibuat dengan prosedur sebagai berikut :
1.
Peserta didik dibagi ke dalam empat kelompok. Setiap
kelompok mempunyai peran dan tugas sendiri-sendiri. Kelompok 1 (sebagai
kelompok penanya) bertugas membuat pertanyaan yang didasarkan pada materi yang
telah disampaikan oleh guru. Kelompok 2 (sebagai kelompok setuju) bertugas
menyatakan poin-poin mana yang disepakati dan menjelaskan alasannya. Kelompok 3
(sebagai kelompok tidak setuju) bertugas mengomentari poin mana yang tidak
disetujui dan menjelaskan alasannya. Kelompok 4 (sebagai pembuat contoh)
bertugas membuat contoh atau aplikasi materi yang baru disampaikan oleh guru.
2.
Guru menyampaikan materi pelajaran. Setelah selesai,
kelompok-kelompok tersebut diberi waktu untuk melaksanakan tugas sesuai dengan
yang ditetapkan. Tugas guru memberikan pengarahan dan pendampingan agar empat
kelompok tersebut mengemukakan tugasnya dengan baik. Selain itu, guru juga
memberikan komentar dan meluruskan jika ada pendapat kelompok yang menyimpang
terlalu jauh dari materi pelajaran.
3.
Guru melakukan klarifikasi, kesimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk
melatih peserta didik agar terbiasa belajar kelompok secara harmonis untuk
mencapai hasil belajar yang lebih efektif.
14. TEAM QUIZ (Pertanyaan Kelompok)
Prosedur
metode ini adalah sebagai berikut :
1.
Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga
bagian, misalnya tentang pernikahan dan perceraian dalam Islam.
2.
Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok.
3.
Guru menjelaskan bentuk sesinya dan memulai presentasi.
Guru membatasi presentasi sampai 10 menit atau kurang.
4.
Guru meminta tim A menyiapkan quiz yang berjawaban
singkat. Quiz ini tidak memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan.
Tim B dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau lagi catatan mereka.
5.
Tim A menguji anggota tim B. Jika Tim B tidak bisa
menjawab, Tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya.
6.
Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota
Tim C, dan mengulangi proses yang sarna.
7.
Ketika quiz selesai, guru melanjutkan pada bagian kedua
pelajaran, dan menunjuk Tim B sebagai pemimpin quiz.
8.
Setelah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, guru
melanjutkan pada bagian ketiga dan menentukan tim C sebagai pemimpin quiz.
Tujuan penerapan metode Teknik tim ini
dapat meningkatkan kemampuan tanggungjawab peserta didik tentang apa yang
mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
15. SMALL GROUP DISCUSSION (Diskusi
Kelompok Kecil)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil (misal:
maksimal 5 murid).
2.
Setiap kelompok menyepakati ketua dan sekretaris kelompok.
3.
Guru menyiapkan lembar kerja (LK) berisi soal studi
kasus/permasalahan untuk dipecahkan siswa sesuai dengan Kompetensi
Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
4.
Guru menginstruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan
soal studi kasus/permasalahan tersebut.
5.
Setiap kelompok melaksanakan diskusi secara intensif.
6.
Guru mendampingi, memeriksa dan memastikan setiap anggota
kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi.
7.
Guru mengelola jalannya diskusi dengan manajemen waktu
yang tersedia.
8.
Guru menginstruksikan setiap kelompok melalui juru bicara
yang ditunjuk menyajikan hasil diskusinya dalam forum kelas secara bergantian
dan urut.
9.
Guru melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah: agar
peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan
persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
16. CARD SORT (menyortir kartu)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pembelajaran
sesuai Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran. (Catatan: @perkirakan
jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas. @Isi kartu terdiri dari kartu
induk/topik utama dan kartu rincian).
2.
Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.
3.
Bagikan kartu kepada murid dan pastikan masing memperoleh
satu (boleh dua).
4.
Perintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya
dengan mencocokkan kepada kawan sekelasnya.
5.
Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya
ketemu, perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya
di papan secara urut.
6.
Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan
hasilnya.
7.
Mintalah salah satu penanggungjawab kelompok untuk
menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok
lainnya.
8.
Berikan apresiasi setiap hasil kerja murid.
9.
Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan : Mengaktifkan setiap individu
sekaligus kelompok (cooperative learning) dalam belajar.
17. GALLERY WALK (Pameran berjalan)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok.
2.
Guru menentukan suatu topik terkait materi pembelajaran
untuk bahan diskusi.
3.
Setiap kelompok melakukan tugas diskusi yang dibimbing
guru.
4.
Hasil diskusi dituangkan pada kertas plano/ flip cart.
5.
Hasil kerja kelompok ditempel di atas dinding (diberi
jarak antar kelompok).
6.
Setiap kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok
lain.
7.
Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang
ditanyakan oleh kelompok lain.
8.
Koreksi/review bersama-sama.
9.
Klarifikasi dan penyimpulan.
Tujuan penerapan metode ini: Membangun
kerjasama kelompok (Cooperative learning) dan saling memberi apresiasi dan
koreksi dalam belajar.
18. JEOPARDY GAME
Jeopardy
game berarti permainan jeopardy. Permainan ini digunakan untuk kelas dengan
satukomputer untuk memudahkan terciptanya pembelajaran aktid dan interaktif.
Permainan
Jeopardy adalah permainan dimana pemain diberi jawaban dan harus mencari dan
memberikan pertanyaan. Permainan ini hampir mirip dengan quiz. Hanya saja,
permainan jeopardy ini didisain dalam sebuah program. Permainan ini dirancang
dengan sedemikian rupa, dan untuk merangsang gairah belajar siswa, setiap
pertanyaan yang berhasil dijawab diberi harga. Makin sulit pertanyaan, makin
tinggi nilai yang diberikan.
Aturan
permainan :
1.
Semua pertanyaan diperebutkan. Tim yang berhak menjawab
adalah yang tercepat tunjuk tangan dan sudah dipersilahkan fasilitator.
2.
Setiap tim harus memilih satu anggota sebagai juru bicara
untuk menjawab. Jawaban dari selain juru biacara dianggap tidak sah, dan boleh
direbut tim lain.
3.
Apabila ada kategori yang dijawab salah oleh suatu tim,
kategori tersebut diperebutkan kembali.
4.
Setiap anggota tim diperbolehkan tunjuk tangan.
5.
Setiap tim yang berhasil menjawab dengan benar menunjukkan
yel-yel, dan berhak memilih kategori selanjutnya.
6.
Keputusan juri bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat.
19. STRATEGI CERAMAH PLUS (Ceramah
Bervariasi/ ceramah interaktif)
Metode ceramah
(melulu ceramah) adalah metode yang paling disuka dan banyak digunakan guru
dalam proses pembelajaran di kelas, karena dianggap paling mudah dan praktis
dilaksanakan. Meskipun metode ceramah memiliki kelebihan, mari kita melakukan
refleksi terhadap kelemahan metode ceramah dan kemudian kita maksimalkan
penerapannya sehingga menjadi ”metode ceramah plus” atau “ Ceramah bervariasi”.
Beberapa
Kelemahan Metode Ceramah :
·
Bersifat monoton (tidak
variatif).
·
Cepat Membosankan.
·
Siswa tidak aktif.
·
Informasi hanya satu arah.
·
Feed back (umpan balik) relatif rendah.
·
Terlalu menggurui dan dirasa melelahkan siswa.
·
Kurang melekat pada ingatan siswa (short term memory).
·
Kurang terkendali, baik waktu maupun materi.
·
Kurang mengembangkan kreatifitas siswa.
·
Menjadikan siswa hanya sebagai objek didik.
·
Kurang merangsang siswa untuk membaca.
Saran memaksimalkan metode ceramah :
a.
Membangun minat siswa :
·
awali dengan cerita atau gambar/ ilustrasi menarik.
·
Ajukan kasus atau masalah.
·
Ajukan pertanyaan
b. Maksimalkan
pemahaman dan ingatan/kesan siswa :
·
Berikan kata-kata kunci.
·
Beri contoh dan analogi.
·
Gunakan multimedia visual/ Audio visual atau media lainnya.
c.
Melibatkan siswa :
·
Beri kesempatan siswa menjawab pertanyaan dan memberi
contoh.
·
Selingi penyajian dengan aktivitas singkat (kondisional)
d.
Memperkuat pembelajaran :
·
Terapkan materi pembelajaran pada masalah
·
Minta siswa mengkaji ulang materi yg disampaikan.
20. BILLBOARD RANKING
Banyak
materi belajar tidak mencakup isi yang berupa pernyataan yang benar atau salah.
Misalnya pembahasan tentang hikmah-hikmah shalat, haji atau zakat. Uraian
tentang hal itu sangat terbuka bagi siapapun untuk menambah atau menguranginya
dengan memberikan argumentasi yang tepat. Ketika nilai, opini, ide, dan
preferensi menyinggung topik yang sedang Anda ajarkan, aktivitas ini dapat
digunakan untuk menstimulasi refleksi dan diskusi.
Prosedur :
1.
Kelompokkan peserta didik menjadi beberapa grup yang
terdiri empat sampai enam peserta.
2.
Berilah peserta didik daftar yang sama, misalnya : Hikmah-hikmah shalat, Hikmah-hikmah zakat, Hikmah-hikmah haji, Sebab-sebab keruntuhan dinasti Bani
Umayah, Sebab-sebab
keruntuhan dinasti Bani Abbas.
3.
Berilah setiap grup kertas Post-it. Mintalah mereka
menulis setiap item di atas daftar di lembaran terpisah.
4.
Berikutnya minta setiap grup untuk memilah-milah
lembaran-lembaran sehingga point-pont terpenting yang mereka pilih ada di
puncak dan sisanya berada urutan pada berikutnya secara berranking.
5.
Buatlah "papan pengumuman" di mana setiap grup
dapat memamerkan pilihan urutan rangkingnya. (catatan Post-it dapat dipindahkan
ke papan tulis, flip chart, atau lembaran kertas yang lebar).
6.
Bandingkan dan kontraskan dengan ranking lintas grup yang
sekarang dipamerkan secara visual.
Aktivitas
ini dapat digunakan untuk menstimulasi refleksi dan diskusi.
Variasi :
1.
Usahakan mencapai konsensus seluruh kelas.
2.
Perintahkan peserta didik untuk menginterview anggota
kelompok yang mempunyai ranking berbeda dari miliknya.
21. CRITICAL INCIDENT
Metode ini
digunakan untuk memulai pembelajaran, dengan tujuan untuk melibatkan siswa
sejak awal dengan melihat pengalaman mereka. Critical incident dapat diartikan
sebagai kejadian penting, pengalaman yang membekas dalam ingatan. Belajar
dengan menggunakan metode ini bertujuan untuk melibatkan siswa dalam
pembelajaran dengan merefleksikan pengalaman mereka.
Prosedur :
1.
Sampaikan kepada siswa, topic atau materi yang akan
dipelajari dalam kegiatan pembelajaran.
2.
Beri mereka waktu beberapa menit untuk mengingat-ingat
pengalaman penting mereka yang tidak terlupakan yang terkait dengan materi yang
akan dipelajari.
3.
Tanyakan pengalaman penting apa yang mereka alami baik
yang menyenangkan, mengharukan, menyedihkan, dsb.
4.
Selanjutnya sampaikan materi pelajaran dengan cara
mengaitkan pengalaman-pengalaman siswa dengan materi tersebut.
Metode ini tepat digunakan untuk
materi-materi dalam Pendidikan Agama Islam, baik yang terkait dengan akhlak,
akidah, maupun ibadah. Misalnya dalam materi akhlak kepada sesama, guru bisa
menyakan pengalaman para siswa yang berkesan dalam pergaulan mereka dengan
orang tua, dengan tetangga, atau dengan teman-temannya. Dari pengalaman yang
disampaikan oleh siswa guru bisa menjelaskan mana akhlak yang terpuji, dan mana
akhlak yang tercela.
Variasi :
Untuk
lebih efektif dan memberi kesan kepada siswa, guru merubah posisi duduk menjadi
sebuah lingkaran, sehingga terjdi komunikasi interarktif antarasiswa dengan
guru dan dengan sesama siswa.
22. SNOWBALLING (Bola Salju 1-2-4-8-16-
dst)
Metode ini
diawali dengan melakukan aktivitas baik itu kegiatan mengamati maupun membaca
yang dilakukan secara individu. Kegiatan perorangan ini kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan kelompok kecil yang terdiri dari dua orang berkembang menjadi
empat orang, delapan orang, enam belas orang, dan seterusnya hingga berakhir
pada pembagian dua kelompok besar dalam satu kelas. Metode ini memiliki
prosedur penerapan sebagai berikut :
1.
Kemukakan sebuah masalah
2.
Mintalah setiap siswa untuk berpendapat
3.
Setelah semua menjawab, minta kembali kepada siswa untuk
berpasangan (setiap pasangan terdiri atas 2 orang). Satu sama lain saling
bertukar jawaban dan membahasnya.
4.
Apabila setiap pasangan selesai membahas, mintalah
tiap-tiap pasangan itu untuk mendiskusikannya dengan pasangan yang lain.
Demikian seterusnya sampai terbentuk 2 kelompok besar dalam satu kelas.
5.
Setelah terbentuk 2 kelompok besar, mintalah kepada kedua
kelompok itu untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Perlengkapan :
Ada
beberapa perlengkapan yang harus disiapkan guru diantaranya adalah
·
Kertas plano minimal 2 lembar, yakni untuk 2 kelompok
besar.
·
Spidol besar buah.
·
Alat rekat (solasi/lakban kertas)
23. POSTER COMMENT
Metode ini
bertujuan untuk menstumulasi dan meningkatkan kreatifitas dan mendorong
penghayatan siswa terhadap suatu permasalahan. Dalam metode ini siswa didorong
untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang gambar atau poster.
Metode ini memiliki prosedur sebagai berikut :
1.
Pilihlah sebuah gambar atau poster yang ada kaitannya
dengan topik bahasan yang akan dibahas.
2.
Mintalah siswa untuk mengamati terlebih dahulu gambar atau
poster tersebut.
3.
Mintalah mereka untuk berdiskusi secara berkelompok, kemudian
mereka diminta memberikan komentar atau pendapat tentang gambar atau poster
tersebut.
4.
Siswa diminta untuk memberikan solusi atau rekomendasi
berkaitan dengan gambar atau poster tersebut.
Gambar
yang dipilih hendaknya juga memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan
yang paling penting terkait dengan materi yang dipelajari.
Perlengkapan :
·
Sebuah poster atau sejumlah kelompok.
·
Poster-poster tersebut sesuai dengan topik yang akan
dibahas.
·
Solasi/lakban plastik
Demikian mengenai Strategi Pembelajaran PAIKEM dan Langkah Penerapanya, semoga bermanfaat,Salam Ta'dzim.