Rabu, 30 September 2015

HADIST TENTANG METODE PENDIDIKAN (1)



                   I.PENDAHULUAN
Dalam proses pendidikan islam, salah satu faktor terpenting untuk tercapainya tujuan pendidikan adalah dengan metode pendidikan yang baik dan tepat. Sehingga bisa dibilang kedudukan sebuah metodesangatlah signifikan. Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika metode yang digunakan tidak tepat, maka tujuan tersebut akan sulit tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya sebuah informasi dapat diterima secara lengkap atau tidak. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan dianggap lebih penting dengan materi itu sendiri, ini sesuai dengan hikmah yang selalu diingatkan kepada para pendidik yaitu “At-Thariqat Ahamm min al-Maddah”( metode jauh lebih penting daripada materi). Oleh sebab itu, pemilihan sebuah metode dalam proses pembelajaran haruslah dipilih secara  cermat dan tepat, agar hasil pendidikan dapat memuaskan.
Terkait dengan metode pendidikan, Rasulullah SAW sejak awal sudah mencontohkan dan melakukan metode pendidikan yang tepat kepada para sahabatnya. Strategi pembelajaran yang beliau lakukan sangat akurat dan tepat dalam menyampaikan ajaran islam. Rasulullah sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang sehingga nilai-nilai islam yang ditransferkan bisa dengan mudah dipahami dan dikuasai oleh para sahabat. Maka dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa metode-metode pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, khususnya dalam pendidikan islam

                II.RUMUSAN MASALAH
          A.  Bagaimana hadist tentang perintah menggunakan PAIKEM ?
          B.  Bagaiman hadist tentang pembicaraan harus jelas dan bila perlu
               diulang?
          C.  Bagaimana hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi?
          D.  Bagaimana hadist tentang metode cerita atau kisah ?
      E.   Bagaimana hadist tentang metode tanya jawab dan diskusi ?

             III.TUJUAN DAN MANFAAT
Meninjau rumusan masalah dari makalah ini, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
           A.  Mampu mengetahui hadist tentang perintah menggunakan PAIKEM
           B.  Mampu mengetahui hadist tentang pembicaraan harus jelas dan bila perlu diulang
           C.  Mampu mengetahui hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi
           D.  Mampu mengetahui hadist tentang metode cerita atau kisah
           E.   Mampu mengetahui hadist tentang metode tanya jawab dan diskusi

             IV.PEMBAHASAN
A.    Hadist tentang perintah menggunakan PAIKEM
عَنْ أَبِيْ مُوْسَى قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ اَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُا  (رواه مسلم)
Dari Abu Burdah dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah SAW ketika mengutus salah seorang sahabat di dalam sebagian perintahnya Rasulullah SAW bersabda berilah mereka kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari dan permudahkanlah manusia dalam soal-soal agama dan janganlah mempersukar mereka (HR. Imam Muslim)[1]

                  Pembahasan :
Perintah Nabi di atas memberikan pelajaran kepada para pendidik bahwa di dalam melaksanakan tugas pendidikan, para guru/pendidik dituntut untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, berupaya membuat peserta didik untuk merasa betah dan senang tinggal di sekolah bersamanya,dan bukan sebaliknya justru memberikan kesan seram agar para siswa takut dan segan kepadanya, karena sikap demikian justru akan membuat siswa tidak betah tinggal di sekolah dan sekaligus akan sulit untuk bisa mencintai para guru beserta semua ilmu ataupun pendidikan yang di berikan kepada mereka[2].

Analisis :
Hadist diatas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan semudah mungkin dan sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Dengan pemilihan metode yang sesuai dan tepat maka berjalannya proses pembelajaran akan mudah dan menyenangkan bagi peserta didik. Suasana pembelajaran yang mudah dan menyenangkan ini akan mempengaruhi minat belajar peserta didik untuk telibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan maksimal.

B.     Hadist pembicaraan harus jelas dan bila perlu diulang
عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللّهُ قَالَتْ كَانَ كَلاَمُ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلاَمًا فَصْلاً يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ سَمِعَهُ  (رواه ابو داود)
 Dari Aisyah Rahimahallah berkata, sesungguhnya perkataan Rasulullah adalah ucapan yang sangat jelas, dan dapat memahamkan orang yang mendengarkannya. (HR. Abu Dawud)

Pembahasan :
Didalam hadist tersebut dijelaskan diantara sifat ucapan Rasulullah SAW adalah sangat jelas dan mudah dipahami oleh orang yang mendengarkanya. Oleh karenanya, Rasulullah SAW mengucapkan sesuatu kepada seseorang menggunakan gaya dan bahasa dengan kemampuan dya tangkap pemikiran orang yang sedang diaajak bicara oleh beliau [3].

Analisis :
Didalam hadist diatas, pendidik mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran yaitu proses penyampaian materi yang akan disampaikan kepada para murid. Dengan perkataan yang jelas dan mudah dipahami proses penyampaian pesan dapat diterima dengan baik oleh para murid. Perkataan yang jelas dalam hal ini bukan hanya sekedar jelas. Namun lebih dari itu “jelas” disini adalah mampu memahamkanm peserta didik yang dihadapinya.
Perkataan yang jelas dan mudah dipahami akan menjadi salah satu factor keberhasilan pendidikan. Diharapkan dengan adanya perkataan yang jelas dan mudah dipahami tersebut anak didik akan dapat menyerap dan memahami apa yang disampaikan pendidik.

حَدَّثَنَا عَبْدَةُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا ثُمَامَةُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَلَّمَ سَلَّمَ ثَلَاثًا وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا (رواه البخارى)
 Telah menceritakan kepada kami Abdah berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdushshamad berkata, Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Al Mutsanna berkata; Tsumamah bin Abdullah telah menceritakan kepada kami dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila memberi salam, diucapkannya tiga kali dan bila berbicara dengan satu kalimat diulangnya tiga kali.  (HR. Imam Bukhori)

Pembahasan :
Ada perbedaan pendapat apakah salam termasuk syarat dalam meminta izin untuk memasuki rumah atau tidak ? Imam Maziri berkata : bentuk permintaan izin ialah dengan cara mengucapkan “Assalammua’alaikum, apakah boleh masuk?” kemudian ia boleh memilih antara menyebutkan namanya atau hanya mengucapkan salam saja.
Imam Isma’il berkomentar bahwa salam itu dilakukan secara berulang-ulang ketika meminta izin, salam dilakukan secara berulang-ulang pada sekumpulan orang banyak yang sebagian orang belum mendengar, begitu juga ia mengucapkan salam dan dia menyangka orang pemilik rumah belum mendengar maka disunahkan mengulanginya kembali dua atau tiga kali. Ada perbedaan pendapat mengenai seseorang yang mengucapkan salam tiga kali dan menyangka kalau pemilik rumah belum mendengar, menurut Imam Malik seseorang harus menambah salamnya sapai pemilik rumah mendengarnya, kebanyakan ulama’ dan penganut madzhab Imam Maliki berpendapat tidak boleh menambah salam karena mengikuti dhohirnya hadist.[4]

Analisis :
Dalam hadist diatas Rasulullah SAW menggunakan pengulangan dengan kalimat وَإِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلَاثًا Hadist ini mengindikasikan bahwa pengajaran memerlukan banyak pengulangan. Pengulangan bahan yang telah dipelajari akan memperkuat hasil belajar.. Nabi Muhammad SAW ketika menerima wahyu yang pertama dalam keadaan “meniru dan mengulang” apa yang disampaikan oleh Jibril.
Oleh karena itu, hendaknya para pendidik sesudah materi disampaikan kepada peserta didik diharapkan untuk melakukan pengulangan kembali. Hal ini dimaksudkan untuk mempertinggi penguasaan peserta didik terhadap materi yang sudah diterima. Demikian juga halnya sebelum memberikan materi yang baru, hendaknya para pendidik melakukan pengulangan kembali terhadap materi sebelumnya hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada peserta didik tentang materi sebelumnya dan juga agar materi yang sebelumnya tidak hilang begitu saja.

C.    Hadist tentang metode peragaan dan demonstrasi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَافِلُ اليَتِيْمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a , Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : orang yang menanggung hidup anak yatim atau yang lainnya, maka saya ( Nabi) dan dia seperti ini di dalam syurga dan ImamMalik mengisyaratkan seperti jari telenjuk dan tengah (HR. Imam Muslim)

Pembahasan :
Dari hadist diatas yang dimaksud dengan   ( كَافِلُ اليَتِيْمِ) adalah mencukupi segala kebutuhannya mulai dari nafakah, pakaian, pendidikan sekolah dan bertanggung jawab atas baik buruknya adabnya. Hal yang demikian ini mendapatkan keuatamaan baik dari hartanya sendiri maupun harta anak yatimtersebut dengan menjadi walinya ini.
Maksud dari أَوْ لِغَيْره yaitu orang terdekatnya seperti kakek, nenek, ibu, saudara laki-laki, saudara perempuan, paman dari ayah, paman dari ibu bibi dari ibu dan orang lain.[5]

Analisis :
Pada hadist diatas menerangkan tentang hubungan kedekatan Rasulullah dengan orang yang memelihara anak yatim. Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan jari beliau. Beliau menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang memelihara anak yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan jari tengah dan jari telunjuk.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, para pendidik dianjurkan sekali untuk bisa meneladani Rasulullah SAW dalam menjelaskan pelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam metode pengajarannnya. Metode peraga ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan media pendidikan. Media pendidkan adalah suatu benda yang dapat dindrai, khususnya penglihatan dan pendengaran baik yang terdapat dalam maupun luar kelas yang digunakan sebagai alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. Media pendidikan mengandung beberapa beberapa aspek-aspek yaitu sebagai alat atau sebagai teknik yang berkaitan erat dengan metode pengajaran

عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُوْنَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِيْنَ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَكَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيْمًا رَفِيْقًا فَلَّمَا وَظَنَّ أَنَّا قَدْ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا أَوْ قَدْ اشْتَقْنَا سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ قَالَ ارْجِعُوْا إِلَى أَهْلِيْكُمْ فَأَقِمُوا فِيْهِمْ وَعَلِّمُوْهُمْ وَمُرُوْهُمْ وَذَ كَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْلاَ أَحْفَظُهَا وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدَكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُ كُمْ (رواه البخارى)
 Dari Abi Qilabah katanya hadist dari Malik. Kami mendatangi Rasulullah SAW Dan kami pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama (dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah SAW adalah seorang yang penyayang dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga kami ingin pulang dan rindu pada keluarga, beliau menanyakan tentang orang-orang yang kami tinggalkan dan kami memberitahukannya, beliau bersabda : kembalillah bersama keluargamu dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka dan suruhlah mereka, beliau menyebutkan hal-hal yang saya hapal dan yang saya tidak hapal. Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat. (HR. Imam Bukhari)

Pembahasan :
Hadist ini sangat jelas menunjukkan tata cara shalat Rasulullah kepada sahabat. Sehingga para sahabat dipesankan oleh Rasulullah agar shalat seperti yang dicontohkan olehnya.
Maksud dari hadist diatas adalah mengenai metode peragaan yang terdapat didalam kalimat hadist terakhir yaitu “ Dan shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat”. Dan apabila telah datang waktu shalat, maka adzanlah salah satu diantara kalian. Dan yang paling tua diantara kalian jadikanlah imam[6]

Analisis :
Dari penjelasan diatas telah dijelaskan bahwa Rasulullah melakukan metode demonstrasi tentang tata cara shalat kepada sahabatnya. Hal dimaksudkan unntuk memperjelas tentang bagaimana tata cara shalat yang sesuai dengan Rasulullah.
 Metode demonstrasi  adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau bagaiman memperlihatkan sesuatu kepada peserta didik. Metode demonstrasi ini dilakukan bertujuan agar pesan yang disampaikan oleh pendidik dapat dikerjakan dengan baik dan benar oleh peserta didik.

D.    Hadist tentang metode cerita atau kisah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي فَشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا وَهُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَـأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلَ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلاَ حُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيْهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لّهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوْا يَارَسُوْلُ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا قَالَ فِي كَلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرُ (رواه البخارى)

 Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata sesungguhnya Rasululllah SAW bersabda : “Ketika seorang laki-laki sedang berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata : anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk kesumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni, sahabat bertanya wahai Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena kita menolong hewan ? Nabi SAW menjawab : disetiap yang mempunyai limpa basah ada pahalanya”. (HR.Imam Bukhori)

Pembahasan :
Ketika seorang laki-laki sedang berjlan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali, kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidanya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk ke sumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil mengigit sepatunya dan ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya.
Menurut Abdullah bin Dinar Allah memasukkan lelaki tersebut ke surga. Dari hadist ini mengajarkan kepada kita senantiasa saling menyayangi sesame makhluk Allah meskipun pada hewan yang diharamkan.[7]

Analisis :
Hadist diatas menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan metode yang menarik yang mana sering dilakukan oleh Rasulullah dalam menyamapaikan ajaran islam. Teknik ini menjadikan penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat dikalangan para sahabatnya.
Teknik bercerita ini adalah salah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek pembangunan insan karena didalamnya mencakup seluruh metodologi pendidikan yaitu pendidikan mental, akal, jasmani serta unsur-unsur yang ada dalam jiwa seseorang, pendidikan itu melalui teladan dan nasehat. Bukti terbaik dari metode ini adalah bagaimana setengah dari isi kandungan Al-Qur’an adalah tentang cerita atau kisah dalam penyamapaian ajarannya.

E.     Hadist tentang Metode tanya jawab dan diskusi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَارَسُوْلُ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah r.a Berkata : ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab : “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan kamu (HR. Muslim)

Pembahasan :
Seorang ibu di mata anak-anaknya merupakan satu-satunya figure yang paling berjasa dibanding lainnya, bagaimana tidak , karena dia telah susah payah mengandungnya selama Sembilan bulan, dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, bayi yang masih berada dalam kandungan senantiasa dibawa kemana dia pergi dan berada, bahkan tidak jarang seorang ibu yang sedang mengandung muda sampai berbulan-bulan tidak mau makan nasi karena jika hal itu dia lakukan akan kembali keluar/muntah.
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa,didalam hadist tersebut terdapat anjuran untuk berbuat baik kepada kerabat dekat, dan ibu adalah yang paling berhak mendapatkan itu, baru kemudian ayah dan kemudian kerabat yang paling dekat. Para ulama mengatakan bahwa sebab didahulukannya ibu adalah karena kelelahan, beban berat dan pengorbanannya di saat mengandung, melahirkan, menyusui, perawatan pendidikan dan dan lain sebagainya.[8]

Analisis :
Dari penjelasan hadist diatas, Rasulullah menggunakan metode tanya jawab sebagai starategi pembelajarannya. Beliau sering menjawab pertanyaan dari sahabatnya ataupun sebaliknya. Metode tanya jawab ini sendiri ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid dapat mengerti dan mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْمَظْلُوْمًا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُوْلُ اللَّهِ أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُوْمًا أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا كَيْفَ أَنْصُرُهُ قَالَ تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهٌ مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ (رواه البخارى)
Dari Anas bin Malik ra, Ia berkata, Rasulullah SAW telah bersabda : “Tolonglah saudaramu yang dzalim maupun yang didzalimi. Mereka bertanya : “Wahai Rasulullah bagaimana jika menolong orang dzalim? Rasulullah menjawab : “tahanlah (hentikan) dia dan kembalikan dari kedzaliman, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan kepadanya (HR. Imam Bukhari)

Pembahasan :
Dalam hadist diatas dijelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan kepada umatnya agar menolong saudaranya baik dalam keadaan dhalim atau madhlum (didzalimi).
Ibnu Bathal mengatakan : (النصر) menurut orang arab berarti(اعانة)  pertolongan, sungguh Rasulullah telah menjelaskan bahwa menolong orang yang dzalim itu caranya dengan mencegah dari berbuat aniaya karena jika engkau tidak mencegahnya, maka dia akan melakukan perbuatan aniaya hingga di qishas. Pencegahan yang kamu lakukan dengan cara mengqishasnya itu juga bisa dikatakan menolong orang yang beruat dzalim.[9]

Analisis :
Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Jika ditelaah dari bebarapa riwayat hadist, Rasulullah adalah orang yang paling banyak melakukan diskusi. Metode diskusi ini sering dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya untuk mencari kata sepakat. Tetapi walaupun Nabi sering melakukan dan membolehkan mendidik dengan metode diskusi akan tetapi dalam pelaksanaanya harus dilakukan dengan hikmah ataupun dengan bijak agar segala permasalahan dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa ada permusuhan, karena metode diskusi berbeda dengan debat. Jika debat adalah perang argumentasi, beradu paham dan kemampuan persuasi dalam memenangkan pendapatnya sendiri. Maka dalam metode diskusi diharapkan semuanya memberi sumbangsih sehingga semua bisa paham dan dimengerti secara bersama.

                V.KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hadist dan analisis diatas , dapat dikemukakan beberapa catatan sebagai berikut :
Pertama, segala proses pembelajaran yang dilaksanakan harus dibuat dengan semudah mungkin dan sekaligus menyenangkan agar para peserta didik tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan dengan suasana di kelas. Maka untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, para pendidik dianjurkan untuk menggunakan metode pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau dikenal dengan PAIKEM.
Kedua, para pendidik ketika dalam proses penyampaian materi harus jelas dan mudah diapahami agar proses penyamapaian materi dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik dan apabila diperlukan pengulangan, maka hendaknya para pendidik untuk menggulangi perkataannya kembali dengan maksud untuk menambah penguasaan peserta didik terhadap materi.
Ketiga, para pendidik diharapkan bisa melakukan metode peragaan dan demonstrasi dalam proses pembelajarannya. Karena dengan menggunakan metode peragaan proses pembelajaran akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik karena adanya
alat bantu penghubung dalam proses pembelajaran. Media pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa.
Keempat, bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk.
Kelima, Metode tanya jawab ialah metode pembelajaran yang memungkinkan adanya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik.sehingga komunikasi ini terlihat adanya timbal balik antara guru dengan siswa. Tujuan terpenting dari metode tanya jawab ini adalah para guru atau pendidik dapat mengetahui sejauhmana para murid dapat mengerti.
Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi dan unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.

             VI.PENUTUP
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar dalam penyampaian makalah selanjutnya semakin lebih baik. Semoga makalah ini dapat menambah wacana keilmuan dan memberi manfaaat bagi kita semua baik didunia maupun di akhirat. Amin




[1]Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)hlm105
[2] Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail Media Group,2008)hlm13
[3] Imam Nawawi , Terjemahan Riyadlus  Shahih Al Bukhari, (Jakarta : Pustaka Amani, 1999M/1420H), jilid 1 hlm639
[4] Imam Nawawi , Terjemahan Riyadlus  Shahih Al Bukhari, (Jakarta : Pustaka Amani, 1999M/1420H), jilid 1 hlm639
[5] Muhammad Fuad Abdul Baqi, Kumpulann Hadist Shahih Bukhari dan Muslim, (Semarang : PUSTAKA NUUN, 2012)hlm552
[8] Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)hlm20
[9]Juwariyah, Hadist Tarbawi, (Yogyakarta: TERAS, 2010)hlm56






Berbagai Macam Strategi Pembelajaran PAIKEM dan Langkah Penerapanya


Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta didik tidaklah sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran yang tepat sangat dibutuhkan. Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Proses belajar-mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain.

Berikut ini akan kami bagikan 
model dan strategi pembelajaran aktif (Active learning) atau yang sring kita kenal dengan sebutan Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Metode PAIKEM sebagai alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok.
Guru diharapkan dapat melakukan pengembangan, modifikasi, improvisasi atau mencari strategi atau metode lain yang dipandang lebih tepat. Karena pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal/baik. Masing-masing strategi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru), ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan kondisi lainnya.
Aplikasi strategi PAIKEM harus bersifat variatif. Sekian banyak model strategi PAIKEM seharusnya tidak diterapkan secara tunggal, melainkan harus dikombinasi antara satu strategi dengan strategi lainnya. Kombinasi dua strategi atau lebih ini sangat menopang ketuntasan pencapaian tujuan optimal. Pemilihan dua atau lebih strategi dalam satu proses pembelajaran harus melihat dan mencermati Kompetensi Dasar disampaikan. Disamping itu, kombinasi dua strategi atau lebih ini sangat sesuai dengan prinsip dasar PAIKEM, yakni, pembelajaran serba variasi. Proses pembelajaran harus menggunakan variasi metode, variasi strategi, variasi media, dan variasi sumber belajar.


Berikut ini macam-macam metode pembelajatan PAIKEM dan langkah-langkah penerapanya :
1. EVERYONE IS A TEACHER HERE (Setiap murid sebagai guru)
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.
2.                 Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan.
3.                 Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya.
4.                 Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap membaca--tanpa langsung menunjuknya).
5.                 Mintalah dia memberikan respons (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya.
6.                 Berikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah.
7.                 Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
8.                 Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah: membiasakan peserta didik untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah.

2. WRITING IN HERE AND NOW (Menulis Pengalaman secara Langsung)
Menulis dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. Langkah-langkah penerapan strategi ini adalah : 
1.                 Guru memilih jenis pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh peserta didik. Ia bisa berupa peristiwa masa lampau atau yang akan datang. Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan penulisan reflektif. Guru memberitahu mereka bahwa cara yang berharga untuk merefleksikan pengalaman adalah mengenangkan atau mengalaminya untuk pertama kali di sini dan saat sekarang. Dengan demikian tindakan itu menjadikan pengaruh lebih jelas dan lebih dramatik dari pada menulis tentang sesuatu di "sana dan kemudian" atau di masa depan yang jauh.
2.                 Guru memerintahkan peserta didik untuk menulis, saat sekarang, tentang pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai awal pengalaman dan menulis apa yang sedang mereka dan lainnya lakukan dan rasakan. Guru menyuruh peserta didik untuk menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dan perasaan-perasaan yang dihasilkannya.
3.                 Guru memberikan waktu yang cukup untuk menulis. Peserta didik seharusnya tidak merasa terburu-buru. Ketika mereka selesai, guru mengajak mereka untuk membacakan tentang refleksinya.
4.                 Guru mendiskusikan hasil pengalaman peserta didik tersebut bersama-sama.
5.                 Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.


3. READING ALOUD (Metode Membaca dengan Keras) 


Membaca suatu teks dengan keras dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai efek pada memusatkan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif. Prosedur dari strategi ini adalah sebagai berikut : 
1.                 Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras, misalnya tentang manasik haji. Guru hendaknya membatasi dengan suatu pilihan teks yang kurang dari 500 kata.
2.                 Guru menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat. Guru memperjelas poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat diangkat.
3.                 Guru membagi bacaan teks itu dengan alinea-¬alinea atau beberapa cara lainnya. Guru menyuruh sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian yang berbeda.
4.                 Ketika bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan, atau memberikan contoh-contoh. Guru dapat membuat diskusi-diskusi singkat jika para peserta didik menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian guru melanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut.
5.                 Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.


CATATAN :
Ketiga contoh strategi di atas bertujuan untuk lebih memotivasi pembelajaran aktif secara individu. Sedangkan contoh berikutnya lebih memotivasi belajar aktif bersama, cooperative learning.

4. THE POWER OF TWO & FOUR (Menggabung 2 dan 4 Kekuatan)


Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Tetapkan satu masalah/pertanyaan terkait dengan Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
2.                 Beri kesempatan pada peserta untuk berpikir sejenak tentang masalah tersebut.
3.                 Bagikan kertas pada tiap peserta didik untuk menuliskan pemecahan masalah/ jawaban (secara mandiri) lalu periksalah hasil kerjanya.
4.                 Perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 2 orang dan berdiskusi tentang jawaban masalah tersebut, lalu periksalah hasil kerjanya.
5.                 Peserta didik membuat jawaban baru atas masalah yang disepakati berdua, lalu 
6.                 Selanjutnya perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 4 orang dan berdiskusi lalu bersepakat mencari jawaban terbaik, lalu periksalah hasil kerjanya.
7.                 Jawaban bisa ditulis dalam kertas atau lainnya, dan guru memeriksa dan memastikan setiap kelompok telah menghasilkan kesepakatan terbaiknya menjawab masalah yang dicari.
8.                 Guru mengemukakan penjelasan dan solusi atas permasalahan yang didiskusikan tadi.
9.                 Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan).

5. INFORMATION SEARCH (Mencari Informasi)
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Tersedia referensi terkait topik pembelajaran tertentu sesuai Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran. (misalnya: hakikat manusia dalam Islam).
2.                 Guru menyusun kompetensi dari topik tersebut.
3.                 Mampu mengidentifikasi karakter manusia Muslim kaffah.
4.                 Guru membuat pertanyaan untuk memperoleh kompetensi tersebut.
5.                 Carilah ayat dan Hadis terkait.
6.                 Bagi kelas dalam kelompok kecil (maksimal 3 orang).
7.                 Peserta ditugasi mencari bahan di perpustakaan/warnet yang sudah diketahui oleh guru bahwa bahan tersebut benar-benar ada.
8.                 Setelah peserta mencari dan kembali ke kelas, guru membantu dengan cara membagi referensi kepada mereka.
9.                 Peserta diminta mencari jawaban dalam referensi tersebut yang dibatasi oleh waktu (mis 10 menit) oleh guru.
10.           Hasilnya didiskusikan bersama seluruh kelas.
11.           Guru menjelaskan materi pelajaran terkait dengan topik tersebut.
12.           Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan suatu ilmu pengetahuan dengan proses mencari sendiri.


6. POINT- COUNTER POINT (Beradu pandangan sesuai perspektif tertentu) 
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Pilih satu topik yang mempunyai dua perspektif (pandangan) atau lebih.
2.                 Bagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan perspektif (pandangan yang ada).
3.                 Pastikan bahwa masing-masing kelompok duduk pada tempat yang terpisah.
4.                 Mintalah masing-masing kelompok untuk menyiapkan argumen sesuai dengan perspektif kelompoknya.
5.                 Pertemukan kembali masing-masing kelompok dan beri kesempatan salah satu kelompok tertentu untuk memulai berdebat dengan menyampaikan argumen yang disepakati dalam kelompok.
6.                 Undang anggota kelompok lain untuk menyampaikan pandangan yang berbeda. Demikian seterusnya.
7.                 Beri klarifikasi atau kesimpulan dengan membandingkan isu-isu yang anda amati.
Tujuan penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang aktual di masyarakat sesuai dengan posisi yang diperankan.


7. READING GUIDE (Bacaan terbimbing)
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Tentukan bacaan yang akan dipelajari.
2.                 Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi.
3.                 Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta.
4.                 Tugas peserta adalah mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktivitas ini sehingga tidak memakan waktu yang berlebihan.
5.                 Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta.
6.                 Pada akhir pembelajaran, berilah ulasan atau penjelasan secukupnya.
7.                 Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan strategi ini adalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok.

8. ACTIVE DEBATE (Debat aktif)
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Kembangkan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan sebuah kasus atau isu kontroversial dalam suatu topik yang relevan dengan Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
2.                 Bagi kelas menjadi dua kelompok; tugaskan mereka pada posisi “pro” satu kelompok, dan posisi “kontra” pada kelompok lainnya.
3.                 Minta setiap kelompok untuk menunjuk wakil mereka, dua atau tiga orang sebagai juru bicara dengan posisi duduk saling berhadapan.
4.                 Awali “debat” ini dengan meminta masing-masing juru bicara untuk mengemukakan pandangannya secara bergantian.
5.                 Setelah itu, juru bicara ini akan kembali ke kelompok mereka untuk minta pendapat guna mengatur strategi untuk membuat bantahan pada kelompok lainnya.
6.                 Apabila dirasa cukup, maka hentikan debat ini (pada saat puncak perdebatan) dengan tetap menyisakan waktu sebagai follow up dari kasus yang diperdebatkan.
7.                 Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontroversial serta memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan pendapat. 

9. INDEX CARD MATCH (Mencari jodoh/pasangan kartu)
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok.
2.                 Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada potongan kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan.
3.                 Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
4.                 Kocoklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
5.                 Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.
6.                 Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
7.                 Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya.
8.                 Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.

10. JIGSAW LEARNING (Belajar melalui tukar delegasi antar kelompok/ Tim ahli) 
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Pilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian).
2.                 Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah peserta 25 sedang jumlah segmen yang ada ada 5 maka masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
3.                 Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda.
4.                 Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya.
5.                 Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.
6.                 Berilah peserta didik pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
7.                 Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya.

11. ROLE PLAY (Bermain Peran)
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Menetapkan topik : (Konflik interpersonal, Konflik antar golongan, Perbedaan pendapat/perspektif, dll.
2.                 Tunjuk dua orang siswa/peserta didik maju ke depan untuk memerankan karakter tertentu: 10 -15 menit.
3.                 Mintalah keduanya untuk bertukar peran.
4.                 Hentikan role play apabila telah mencapai puncak tinggi/dirasa sudah cukup.
5.                 Pada saat kedua siswa/peserta didik memerankan karakter tertentu di muka kelas, siswa/peserta didik lainya diminta untuk mengamati dan menuliskan tanggapan mereka.
6.                 Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah :
·                     Memberikan pengalaman kongkrit dari apa yang telah dipelajari.
·                     Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.
·                     Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
·                     Menyiapkan/menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit.
·                     Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa/peserta didik.
·                     Menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi di balik suatu keinginan.


12. DEBAT BERANTAI
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
2.                 Masing-masing kelompok ditunjuk koordinator untuk menulis.
3.                 Mereka diberi konsep atau gagasan yang mengundang pro-kontra.
4.                 Masing-masing kelompok memberikan pendapatnya dengan cara : Koordinator mengatur posisi duduk melingkar, Setiap anggota kelompok menyampaikan ide setuju dengan alasannya, bergantian anggota yang lain tidak setuju dengan alasannya, Pada putaran kedua, anggota yang tadi setuju berganti menyampaikan ide tidak setuju disertai alasan, sementara yang tidak setuju berganti menyampaikan setuju disertai alasannya, demikian hingga semua anggota selesai menyampaikan pendapat bebasnya.
5.                 Guru meminta siswa secara sukarela maju ke depan untuk menuliskan alasan yang setuju dan tidak setuju dari masing-masing kelompok tadi.
6.                 Guru menyimpulkan dan melakukan refleksi serta tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk menggali kemampuan peserta didik agar bisa memberikan argumentasi (reasoning) antara dua pendapat yang kontradiktif supaya tidak berpikir ekstrem dalam menyikapi suatu masalah. 


13. LISTENING TEAM (Tim Pendengar) 
Strategi ini dimaksudkan untuk mengaktifkan seluruh peserta didik dengan membagi peserta didik secara berkelompok dan memberikan tugas yang berbeda kepada masing-masing kelompok tersebut. Strategi ini dapat dibuat dengan prosedur sebagai berikut : 
1.                 Peserta didik dibagi ke dalam empat kelompok. Setiap kelompok mempunyai peran dan tugas sendiri-sendiri. Kelompok 1 (sebagai kelompok penanya) bertugas membuat pertanyaan yang didasarkan pada materi yang telah disampaikan oleh guru. Kelompok 2 (sebagai kelompok setuju) bertugas menyatakan poin-poin mana yang disepakati dan menjelaskan alasannya. Kelompok 3 (sebagai kelompok tidak setuju) bertugas mengomentari poin mana yang tidak disetujui dan menjelaskan alasannya. Kelompok 4 (sebagai pembuat contoh) bertugas membuat contoh atau aplikasi materi yang baru disampaikan oleh guru.
2.                 Guru menyampaikan materi pelajaran. Setelah selesai, kelompok-kelompok tersebut diberi waktu untuk melaksanakan tugas sesuai dengan yang ditetapkan. Tugas guru memberikan pengarahan dan pendampingan agar empat kelompok tersebut mengemukakan tugasnya dengan baik. Selain itu, guru juga memberikan komentar dan meluruskan jika ada pendapat kelompok yang menyimpang terlalu jauh dari materi pelajaran.
3.                 Guru melakukan klarifikasi, kesimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa belajar kelompok secara harmonis untuk mencapai hasil belajar yang lebih efektif.

14. TEAM QUIZ (Pertanyaan Kelompok) 
Prosedur metode ini adalah sebagai berikut : 
1.                 Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian, misalnya tentang pernikahan dan perceraian dalam Islam.
2.                 Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok.
3.                 Guru menjelaskan bentuk sesinya dan memulai presentasi. Guru membatasi presentasi sampai 10 menit atau kurang.
4.                 Guru meminta tim A menyiapkan quiz yang berjawaban singkat. Quiz ini tidak memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau lagi catatan mereka.
5.                 Tim A menguji anggota tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya.
6.                 Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota Tim C, dan mengulangi proses yang sarna.
7.                 Ketika quiz selesai, guru melanjutkan pada bagian kedua pelajaran, dan menunjuk Tim B sebagai pemimpin quiz.
8.                 Setelah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, guru melanjutkan pada bagian ketiga dan menentukan tim C sebagai pemimpin quiz.
Tujuan penerapan metode Teknik tim ini dapat meningkatkan kemampuan tanggungjawab peserta didik tentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.

15. SMALL GROUP DISCUSSION (Diskusi Kelompok Kecil)
Langkah-langkah Penerapan : 
1.                 Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil (misal: maksimal 5 murid).
2.                 Setiap kelompok menyepakati ketua dan sekretaris kelompok.
3.                 Guru menyiapkan lembar kerja (LK) berisi soal studi kasus/permasalahan untuk dipecahkan siswa sesuai dengan Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
4.                 Guru menginstruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan soal studi kasus/permasalahan tersebut.
5.                 Setiap kelompok melaksanakan diskusi secara intensif.
6.                 Guru mendampingi, memeriksa dan memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi.
7.                 Guru mengelola jalannya diskusi dengan manajemen waktu yang tersedia.
8.                 Guru menginstruksikan setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan hasil diskusinya dalam forum kelas secara bergantian dan urut.
9.                 Guru melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan metode ini adalah: agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

16. CARD SORT (menyortir kartu)
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pembelajaran sesuai Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran. (Catatan: @perkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas. @Isi kartu terdiri dari kartu induk/topik utama dan kartu rincian). 
2.                 Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.
3.                 Bagikan kartu kepada murid dan pastikan masing memperoleh satu (boleh dua).
4.                 Perintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada kawan sekelasnya.
5.                 Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan secara urut.
6.                 Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
7.                 Mintalah salah satu penanggungjawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya.
8.                 Berikan apresiasi setiap hasil kerja murid.
9.                 Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan : Mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok (cooperative learning) dalam belajar.

17. GALLERY WALK (Pameran berjalan)
Langkah-langkah Penerapan :
1.                 Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok.
2.                 Guru menentukan suatu topik terkait materi pembelajaran untuk bahan diskusi.
3.                 Setiap kelompok melakukan tugas diskusi yang dibimbing guru.
4.                 Hasil diskusi dituangkan pada kertas plano/ flip cart.
5.                 Hasil kerja kelompok ditempel di atas dinding (diberi jarak antar kelompok).
6.                 Setiap kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain.
7.                 Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain.
8.                 Koreksi/review bersama-sama.
9.                 Klarifikasi dan penyimpulan.
Tujuan penerapan metode ini: Membangun kerjasama kelompok (Cooperative learning) dan saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar.

18. JEOPARDY GAME
Jeopardy game berarti permainan jeopardy. Permainan ini digunakan untuk kelas dengan satukomputer untuk memudahkan terciptanya pembelajaran aktid dan interaktif.
Permainan Jeopardy adalah permainan dimana pemain diberi jawaban dan harus mencari dan memberikan pertanyaan. Permainan ini hampir mirip dengan quiz. Hanya saja, permainan jeopardy ini didisain dalam sebuah program. Permainan ini dirancang dengan sedemikian rupa, dan untuk merangsang gairah belajar siswa, setiap pertanyaan yang berhasil dijawab diberi harga. Makin sulit pertanyaan, makin tinggi nilai yang diberikan.
Aturan permainan :
1.                 Semua pertanyaan diperebutkan. Tim yang berhak menjawab adalah yang tercepat tunjuk tangan dan sudah dipersilahkan fasilitator.
2.                 Setiap tim harus memilih satu anggota sebagai juru bicara untuk menjawab. Jawaban dari selain juru biacara dianggap tidak sah, dan boleh direbut tim lain.
3.                 Apabila ada kategori yang dijawab salah oleh suatu tim, kategori tersebut diperebutkan kembali.
4.                 Setiap anggota tim diperbolehkan tunjuk tangan.
5.                 Setiap tim yang berhasil menjawab dengan benar menunjukkan yel-yel, dan berhak memilih kategori selanjutnya.
6.                 Keputusan juri bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat.


19. STRATEGI CERAMAH PLUS (Ceramah Bervariasi/ ceramah interaktif)
Metode ceramah (melulu ceramah) adalah metode yang paling disuka dan banyak digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas, karena dianggap paling mudah dan praktis dilaksanakan. Meskipun metode ceramah memiliki kelebihan, mari kita melakukan refleksi terhadap kelemahan metode ceramah dan kemudian kita maksimalkan penerapannya sehingga menjadi ”metode ceramah plus” atau “ Ceramah bervariasi”. 
Beberapa Kelemahan Metode Ceramah :
·                     Bersifat monoton (tidak variatif).
·                     Cepat Membosankan.
·                     Siswa tidak aktif.
·                     Informasi hanya satu arah.
·                     Feed back (umpan balik) relatif rendah.
·                     Terlalu menggurui dan dirasa melelahkan siswa.
·                     Kurang melekat pada ingatan siswa (short term memory).
·                     Kurang terkendali, baik waktu maupun materi.
·                     Kurang mengembangkan kreatifitas siswa.
·                     Menjadikan siswa hanya sebagai objek didik.
·                     Kurang merangsang siswa untuk membaca.
Saran memaksimalkan metode ceramah :
a. Membangun minat siswa :
·                     awali dengan cerita atau gambar/ ilustrasi menarik.
·                     Ajukan kasus atau masalah.
·                     Ajukan pertanyaan
b. Maksimalkan pemahaman dan ingatan/kesan siswa :
·                     Berikan kata-kata kunci.
·                     Beri contoh dan analogi.
·                     Gunakan multimedia visual/ Audio visual atau media lainnya.
c. Melibatkan siswa :
·                     Beri kesempatan siswa menjawab pertanyaan dan memberi contoh.
·                     Selingi penyajian dengan aktivitas singkat (kondisional)
d. Memperkuat pembelajaran :
·                     Terapkan materi pembelajaran pada masalah
·                     Minta siswa mengkaji ulang materi yg disampaikan.

20. BILLBOARD RANKING 
Banyak materi belajar tidak mencakup isi yang berupa pernyataan yang benar atau salah. Misalnya pembahasan tentang hikmah-hikmah shalat, haji atau zakat. Uraian tentang hal itu sangat terbuka bagi siapapun untuk menambah atau menguranginya dengan memberikan argumentasi yang tepat. Ketika nilai, opini, ide, dan preferensi menyinggung topik yang sedang Anda ajarkan, aktivitas ini dapat digunakan untuk menstimulasi refleksi dan diskusi.
Prosedur :
1.                 Kelompokkan peserta didik menjadi beberapa grup yang terdiri empat sampai enam peserta.
2.                 Berilah peserta didik daftar yang sama, misalnya : Hikmah-hikmah shalat, Hikmah-hikmah zakat, Hikmah-hikmah haji, Sebab-sebab keruntuhan dinasti Bani Umayah, Sebab-sebab keruntuhan dinasti Bani Abbas.
3.                 Berilah setiap grup kertas Post-it. Mintalah mereka menulis setiap item di atas daftar di lembaran terpisah.
4.                 Berikutnya minta setiap grup untuk memilah-milah lembaran-lembaran sehingga point-pont terpenting yang mereka pilih ada di puncak dan sisanya berada urutan pada berikutnya secara berranking.
5.                 Buatlah "papan pengumuman" di mana setiap grup dapat memamerkan pilihan urutan rangkingnya. (catatan Post-it dapat dipindahkan ke papan tulis, flip chart, atau lembaran kertas yang lebar).
6.                 Bandingkan dan kontraskan dengan ranking lintas grup yang sekarang dipamerkan secara visual.
Aktivitas ini dapat digunakan untuk menstimulasi refleksi dan diskusi. 


Variasi :
1.                 Usahakan mencapai konsensus seluruh kelas.
2.                 Perintahkan peserta didik untuk menginterview anggota kelompok yang mempunyai ranking berbeda dari miliknya.

21. CRITICAL INCIDENT
Metode ini digunakan untuk memulai pembelajaran, dengan tujuan untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka. Critical incident dapat diartikan sebagai kejadian penting, pengalaman yang membekas dalam ingatan. Belajar dengan menggunakan metode ini bertujuan untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan merefleksikan pengalaman mereka.

Prosedur :
1.                 Sampaikan kepada siswa, topic atau materi yang akan dipelajari dalam kegiatan pembelajaran.
2.                 Beri mereka waktu beberapa menit untuk mengingat-ingat pengalaman penting mereka yang tidak terlupakan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari.
3.                 Tanyakan pengalaman penting apa yang mereka alami baik yang menyenangkan, mengharukan, menyedihkan, dsb.
4.                 Selanjutnya sampaikan materi pelajaran dengan cara mengaitkan pengalaman-pengalaman siswa dengan materi tersebut.
Metode ini tepat digunakan untuk materi-materi dalam Pendidikan Agama Islam, baik yang terkait dengan akhlak, akidah, maupun ibadah. Misalnya dalam materi akhlak kepada sesama, guru bisa menyakan pengalaman para siswa yang berkesan dalam pergaulan mereka dengan orang tua, dengan tetangga, atau dengan teman-temannya. Dari pengalaman yang disampaikan oleh siswa guru bisa menjelaskan mana akhlak yang terpuji, dan mana akhlak yang tercela.


Variasi :
Untuk lebih efektif dan memberi kesan kepada siswa, guru merubah posisi duduk menjadi sebuah lingkaran, sehingga terjdi komunikasi interarktif antarasiswa dengan guru dan dengan sesama siswa.

22. SNOWBALLING (Bola Salju 1-2-4-8-16- dst) 
Metode ini diawali dengan melakukan aktivitas baik itu kegiatan mengamati maupun membaca yang dilakukan secara individu. Kegiatan perorangan ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil yang terdiri dari dua orang berkembang menjadi empat orang, delapan orang, enam belas orang, dan seterusnya hingga berakhir pada pembagian dua kelompok besar dalam satu kelas. Metode ini memiliki prosedur penerapan sebagai berikut :
1.                 Kemukakan sebuah masalah 
2.                 Mintalah setiap siswa untuk berpendapat
3.                 Setelah semua menjawab, minta kembali kepada siswa untuk berpasangan (setiap pasangan terdiri atas 2 orang). Satu sama lain saling bertukar jawaban dan membahasnya.
4.                 Apabila setiap pasangan selesai membahas, mintalah tiap-tiap pasangan itu untuk mendiskusikannya dengan pasangan yang lain. Demikian seterusnya sampai terbentuk 2 kelompok besar dalam satu kelas.
5.                 Setelah terbentuk 2 kelompok besar, mintalah kepada kedua kelompok itu untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Perlengkapan :
Ada beberapa perlengkapan yang harus disiapkan guru diantaranya adalah
·                     Kertas plano minimal 2 lembar, yakni untuk 2 kelompok besar.
·                     Spidol besar buah.
·                     Alat rekat (solasi/lakban kertas)

23. POSTER COMMENT
Metode ini bertujuan untuk menstumulasi dan meningkatkan kreatifitas dan mendorong penghayatan siswa terhadap suatu permasalahan. Dalam metode ini siswa didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya secara lisan tentang gambar atau poster. Metode ini memiliki prosedur sebagai berikut :
1.                 Pilihlah sebuah gambar atau poster yang ada kaitannya dengan topik bahasan yang akan dibahas.
2.                 Mintalah siswa untuk mengamati terlebih dahulu gambar atau poster tersebut.
3.                 Mintalah mereka untuk berdiskusi secara berkelompok, kemudian mereka diminta memberikan komentar atau pendapat tentang gambar atau poster tersebut.
4.                 Siswa diminta untuk memberikan solusi atau rekomendasi berkaitan dengan gambar atau poster tersebut.
Gambar yang dipilih hendaknya juga memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan yang paling penting terkait dengan materi yang dipelajari.

Perlengkapan :
·                     Sebuah poster atau sejumlah kelompok.
·                     Poster-poster tersebut sesuai dengan topik yang akan dibahas.
·                     Solasi/lakban plastik