BAB VIII
ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
عَنْ اَبِىْ
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمُئْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَ اَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ
الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ . اَحْرَصَ عَلَى مَا يَنْفَعَكَ
وَاَسْتَعِنْ بِا اللهِ وَلَا تَحْزَنْ وَإِنْ اَصَابَكَ شَيْئٌ وَلَا تَقُلْ :
لَوْ اَنِّى فَعَلْتُ كَذَا وَ كَذَا وَكُنْ قُلْ : قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ
فَعَلَ فَاِنْ لَوْ تُفَتَّحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمْ)
Dari Abu
Hurairah R.A berkata : Rasululullah SAW bersabda : “ Seorang mukmin yang kuat
lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dalam
semua kebajikan. Perhatikanlah dengan senang atas apa yang memberikan manfaat
kepadamu, dan mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu lemah atau
tidak berdaya, jika ada sesuatu yang menimpamu maka janganlah kamu mengatakan :
“Jika seandainya aku melakukan seperti ini maka akan seperti itu, tetapi
ucapkanlah : “Allah sudah menentukan, dan yang dikehendaki Allah jadilah
maka terjadi dilakukan. Maka sesungguhnya kalimat “seandainya” adalah kalimat
pembuka perbuatan setan” (H.R Muslim)
عَنْ اَبِىْ
النُّعْمَانْ بِنْ بَشِيْرْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَرَاحُمِهِمْ
وَتَوَدِّهِمْ وَ تَعَافَتِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا الشْتَكَى عُضْوٌ
تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ الْبُخَارِىْ)
Dari Nu’man
R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Ciri-ciri orang mukmin dalam
menyayangi, kecintaannya dan kasih sayangnya seperti anggota badan apabila
salah satu anggota badannya merasa sakit maka anggota badan yang lainnya merasa
gelisah dan cemas” (H.R Bukhori)
عَنْ ابْنِ
مَسْعُودْ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
جُعِلَةِ الْقُلُوْبُ عَلَى حُبِّ مَنْ اَحْسَنَ اِلَيْهَا . وَبَغْضُ مَنْ
اَسَاءَ اِلَيْهَا (رَوَاهُ الْبَيْهَقِ )
Dari Ibni
mas’ud R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Hati manusia itu lebih
telah diciptakan menurut fitrahnya, yaitu mencintai orang yang berbuat baik dan
membenci orang yang berbuat jelek padanya. (H.R Al-Baihaqi)
عَنْ ابْنِ
مَسْعُودْ قَالَ : إِنِّي أُخْبَرُبِمَكَانِكُمْ فَمَا يَمْنَعُنِيْ أَنْ أَخْرُجَ
اِلَيْكُمْ إِلَّا كَرَهِيَةٌ أَنْ أُمِلَّكُمْ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَخَوَّلَنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِيْ الْاَيَّامِ
مُخَافَةً السَّامَةِ عَلَيْنَا (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
“Aku telah
diberitahu (oleh Yazid bin Mu’awiyah) bahwa kalian telah menuggu.
(Sebenarnya aku telah mengetahui kedatangan kalian), tidak ada yang
menghalangiku untuk menemui kalian, kecuali karena aku khawatir kalian akan
merasa bosan (belajar kepadaku). Karena sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri selalu
memilih waktu yang tepat dari hari-hari yang ada untuk menyampaikan pelajaran,
lantaran khawatir kami akan merasa jenuh.” (HR. Bukhori dan Muslim)
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aspek Psikologi
Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sudut pandang atau hal-hal yang
memberi keterangan kepada kata kerja sehubungan bagaimana suatu perbuatan yang
dinyatakan kata kerja itu berlangsung. Psikologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia dengan lingkungannya.
Sedangkan pembelajaran didefinisikan sebagai proses yang menyatukan
pengaruh kognitif, emosional, lingkungan dan pengalaman untuk memperoleh,
meningkatkan atau membuat perubahan dalam pengetahuan seseorang, keterampilan,
nilai dan pandangan dunia. Jadi, aspek psikologis dalam pembelajaran adalah
hal-hal yang mempengaruhi manusia dalam memperoleh suatu perubahan perilaku
secara keseluruhan.
B. Aspek-aspek
Psikologi yang Diperhatikan dalam Pembelajaran
Ada beberapa aspek psikologi yang diperhatikan
dalam pembelajaran, yaitu meliputi:
1. Persepsi
Pada waktu anak lahir, anak belum dapat memusatkan matanya atau mengamati
obyek-obyek yang ada di sekelilingnya. Pendengarannya kabur, karena adanya
lendir di dalamnya, rangsang perasaannya dapat mempengaruhinya, tetapi
tanggapan yang diberikan terhadap rangsang itu berupa gerakan-gerakan yang
tidak ada artinya, reflek atau gerakan menarik diri. Makin lama dapat
memusatkan matanya, mendengar suara dan menjadi biasa memberi tanggapan yang
tepat. Seorang anak terus tumbuh, penginderaannya dihubungkan satu sama lain.
Misalmya, suara dari perkataan ibu dihubungkan dengan penglihatannya pada
ibunya, karena itu memberi arti pada anak. Apabila indera terus bertumbuh,
makin banyak rangsang-rangsang indera yang dihubungkan dengan apa-apa yang
telah diterima sebelumnya, hingga didapatnya lebih banyak arti-arti inilah yang
disebut persepsi yaitu pengindera yang menghasilkan arti, atau dapat dikatakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak
manusia. Suatu proses yang bersifat menyebabkan orang dapat menerima atau
meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Melalui persepsi manusia
terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
2. Berpikir
Berpikir adalah aktifitas jiwa yang
bertujuan untuk memecahkan suatu masalah atau problem, sehingga menemukan
hubungan-hubungan dan menentukan sangkut pautnya. Dengan berfikir itu kita
dapat menganalisis sebagai akibat, atau menghubung-hubungkan atau sebagainya.
Lalu kita menemukan hubungan-hubungan itu dan menentukan masalah yang sedang
dihadapi. Oleh karena itu berfikir merupakan fungsi jiwa yang dinamis yang
melalui suatu proses kearah tercapainya suatu tujuan tertentu yang akhirnya
menetapkan suatu keputusan. Dalam berfikir ini melalui beberapa proses :
a. Pembentukan
pengertian
b. Pembentukan
pendapat
c. Pembentukan
kesimpulan
3.Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa latin “intellegere” yang artinya
menghubungkan atau menyatukan antara yang satu dengan yang lainnya. Kebanyakan
orang menyamakan pengertian intelegensi itu dengan kecerdasan, yang sebenarnya
tidak sama. Para ahli memberikan pengertian intelegensi bermacam-macam. Berikut
ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian intelegensi,
yaitu :
a.
Menurut W.Stern, intelegensi ialah kesanggupan
jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang
baru.
b.
Bigot-Kohnstamm mengatakan, bahwa intelegensi
ialah suatu kemampuan untuk melakukan perbuatan jiwa dengan cepat.
c.
Woodworth berpendapat bahwa intelegensi ialah
meliputi tiga hal, yakni pengenalan sesuatu yang penting, penyesuaian diri
dengan situasi yang baru dan kekuatan ingatan.
d.
Leuis hedison terman menyatakan, bahwa
intelegensi ialah kesanggupan untuk belajar secara abstrak.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas maka
dapat disimpulkan bahwa intelegensi itu suatu kesanggupan atau kemampuan untuk
menyelesaikan persoalan dengan cepat, tepat dan mudah tanpa mengalami suatu
kesulitan.
4. Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow n Crow mengatakan
bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa
siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Minat tidak dibawa sejak
lahir, melainkan diperoleh kemudian.
5. Motivasi
Menurut Mc.donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.donald ini
mengandung tiga elemen penting :
a. Bahwa
motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau
feeling dan afeksi seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni
tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
6.Memori
Menurut Dr. Kohnstamm ingatan ialah semua macam pekerjaan jiwa yang
berhubungan di dalam waktu. Hal ini berarti bahwa kegiatan mengingat itu selalu
berhubungan dengan masalah waktu (lampau, sekarang dan yang mendatang). Sedang
William Stern berpendapat bahwa ingatan sebagai hubungan pengalaman dengan masa
yang lampau. Ini berarti bahwa pengalaman yang terjadi pada waktu lampau yang
telah melekat di dalam jiwa (kesadaran) itu dapat dimunculkan kembali pada
waktu sekarang. Di samping itu pendapat secara umum mengatakan bahwa ingatan
adalah kekuatan jiwa untuk mencamkan atau menerima, menyimpan dan
mereproduksikan kembali kesan-kesan yang telah lampau.
C. Pengaruh Aspek-aspek Psikologi Terhadap Pembelajaran
1. Persepsi
Persepsi ini bersifat relatif, selektif dan teratur. Oleh karena itu, sejak
dini siswa perlu ditanamkan memiliki persepsi yang baik dan akurat mengenai apa
yang dipelajari. Ketika persepsi salah terhadap apa yang dipelajari, hal
tersebut akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan belajar yang akan
ditempuh. Jadi persepsi dipengaruhi oleh pengalaman yang sekarang dan yang
lampau dan juga dipengaruhi oleh sikap individu pada waktu itu.
Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persepsi
adalah:
a.
Makin baik persepsi mengenai sesuatu makin
mudah siswa belajar mengingat suatu tersebut.
b. Perlunya
menghindari dari persepsi salah, karena akan menimbulkan yang salah pula.
c.
Perlunya berbagai sumber belajar yang dapat
mendekati benda yang sesungguhnya, agar siswa mendapatkan persepsi yang kuat.
2. Berpikir
Berpikir manusia sebenarnya merupakan proses yang dinamis. Dinamika
berpikir ini dimungkinkan oleh pengalaman yang meluas, perbendaharaan bahasa
yang kaya dan didukung pula pendidikan pula yang baik dan ketajaman dalam
berpikir. Dan akhirnya, jika manusia itu mampu berpikir secara optimal maka ia
akan dapat memperoleh kesuksesan yang sangat baik dalam kehidupannya.
3. Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang
sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil
daripada yang mempunyai tingkat intelegensi rendah. Walaupun begitu siswa yang
mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi, sehingga terdapat
perbedaan intelegensi seseorang dengan yang lain ialah :
a. Pembawaan
b. Kematangan
c. Pembentukan
d. Minat dan pembawaan
yang khas
e. Kebebasan
Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut satu sama lain. Untuk
menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya
berpedoman pada salah satu faktor tersebut diatas.
4. Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai denga minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
5. Motivasi
Motivasi memiliki komponen utama yang sangat berpengaruh yaitu, kebutuhan,
dorongan dan tujuan. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa
pentingnya motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut :
a.
Menyadarkan pentingnya kedudukan pada awal
belajar, proses, dan hasil akhir dalam belajar. Menginformasikan tentang
pentingnya kekuatan usaha belajar yang di bandingkan dengan teman sebaya.
b.
Mengarahkan kegiatan belajar.
c.
Membesarkan semangat belajar
d.
Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar
dan kemudian bekerja (di sela – selanya adalah istirahat atau bermain) yang
berkesinambungan , yang mana individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya
sedemikian rupa agar dapat berhasil.
Sedangkan bagi guru pentingnya pemahaman dan pengetahuan tentang motivasi
belajar pada siswa adalah sebagai berikut:
a. Membangkitkan , meningkatkan , dan memelihara
semangat belajar siswa sampai berhasil.
b.
Mengetahui dan memahami bahwa motivasi siswa
bermacam – macam.
c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih
satu di antara bermacam – macam peran dalam pembelajaran seperti sebagai
penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah
atau pendidik
d. Memberi peluang bagi guru untuk “unjuk kerja”
dalam rekayasa pedagogis (perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan).
6. Memori
Tinggi rendahnya memori sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran
oleh anak didik dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu untuk membantu
memudahkannya dalam menyerap pelajaran, harus digunakan beberata strategi.
Matlin (1994) menyebutkan empat macam strategi memori yang penting, yaitu:
rehearsal, organization, imagery dan retrival.
a. Reherseal (pengulangan), meningkatkan memori
dengan cara mengulangi berkali-kali informasi setelah informasi tersebut
disajikan.
b. Organization (organisasi), seperti
pengkategorian dan pengelompokan, merupakan stretegi yang sering digunakan oleh
orang dewasa.
c. Imagery (perbandingan), tipe dari karakteristik
pembayangan dari seseorang.
d. Retrival (pemunculan kembali), proses
mengeluarkan atau menganngkat informasi dari tempat penyimpanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar