Sabtu, 30 Mei 2015

BAB VIII

BAB VIII
ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمُئْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَ اَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ . اَحْرَصَ عَلَى مَا يَنْفَعَكَ وَاَسْتَعِنْ بِا اللهِ وَلَا تَحْزَنْ وَإِنْ اَصَابَكَ شَيْئٌ وَلَا تَقُلْ : لَوْ اَنِّى فَعَلْتُ كَذَا وَ كَذَا وَكُنْ قُلْ : قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَاِنْ لَوْ تُفَتَّحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمْ)
Dari Abu Hurairah R.A berkata : Rasululullah SAW bersabda : “ Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dalam semua kebajikan. Perhatikanlah dengan senang atas apa yang memberikan manfaat kepadamu, dan mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu lemah atau tidak berdaya, jika ada sesuatu yang menimpamu maka janganlah kamu mengatakan : “Jika seandainya aku melakukan seperti ini maka akan seperti itu,  tetapi ucapkanlah : “Allah sudah menentukan, dan yang dikehendaki  Allah jadilah maka terjadi dilakukan. Maka sesungguhnya kalimat “seandainya” adalah kalimat pembuka perbuatan setan” (H.R Muslim)
عَنْ اَبِىْ النُّعْمَانْ بِنْ بَشِيْرْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَدِّهِمْ وَ تَعَافَتِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا الشْتَكَى عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ الْبُخَارِىْ)
Dari Nu’man R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Ciri-ciri orang mukmin dalam menyayangi, kecintaannya dan kasih sayangnya seperti anggota badan apabila salah satu anggota badannya merasa sakit maka anggota badan yang lainnya merasa gelisah dan cemas” (H.R Bukhori)
عَنْ ابْنِ مَسْعُودْ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : جُعِلَةِ الْقُلُوْبُ عَلَى حُبِّ مَنْ اَحْسَنَ اِلَيْهَا . وَبَغْضُ مَنْ اَسَاءَ اِلَيْهَا (رَوَاهُ الْبَيْهَقِ )
Dari Ibni mas’ud R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Hati manusia itu lebih telah diciptakan menurut fitrahnya, yaitu mencintai orang yang berbuat baik dan membenci orang yang berbuat jelek padanya. (H.R Al-Baihaqi)
عَنْ ابْنِ مَسْعُودْ قَالَ : إِنِّي أُخْبَرُبِمَكَانِكُمْ فَمَا يَمْنَعُنِيْ أَنْ أَخْرُجَ اِلَيْكُمْ إِلَّا كَرَهِيَةٌ أَنْ أُمِلَّكُمْ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَخَوَّلَنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِيْ الْاَيَّامِ مُخَافَةً السَّامَةِ عَلَيْنَا (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
“Aku telah diberitahu (oleh Yazid bin Mu’awiyah) bahwa kalian telah menuggu. (Sebenarnya  aku telah mengetahui kedatangan kalian), tidak ada yang menghalangiku untuk menemui kalian, kecuali karena aku khawatir kalian akan merasa bosan (belajar kepadaku). Karena sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri selalu memilih waktu yang tepat dari hari-hari yang ada untuk menyampaikan pelajaran, lantaran khawatir kami akan merasa jenuh.” (HR. Bukhori dan Muslim)

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Aspek Psikologi Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sudut pandang atau hal-hal yang memberi keterangan kepada kata kerja sehubungan bagaimana suatu perbuatan yang dinyatakan kata kerja itu berlangsung. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dengan lingkungannya.
Sedangkan pembelajaran didefinisikan sebagai proses yang menyatukan pengaruh kognitif, emosional, lingkungan dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan atau membuat perubahan dalam pengetahuan seseorang, keterampilan, nilai dan pandangan dunia. Jadi, aspek psikologis dalam pembelajaran adalah hal-hal yang mempengaruhi manusia dalam memperoleh suatu perubahan perilaku secara keseluruhan.

B.  Aspek-aspek Psikologi yang Diperhatikan dalam Pembelajaran
Ada beberapa aspek psikologi yang diperhatikan dalam pembelajaran, yaitu meliputi:
1. Persepsi
              Pada waktu anak lahir, anak belum dapat memusatkan matanya atau mengamati obyek-obyek yang ada di sekelilingnya. Pendengarannya kabur, karena adanya lendir di dalamnya, rangsang perasaannya dapat mempengaruhinya, tetapi tanggapan yang diberikan terhadap rangsang itu berupa gerakan-gerakan yang tidak ada artinya, reflek atau gerakan menarik diri. Makin lama dapat memusatkan matanya, mendengar suara dan menjadi biasa memberi tanggapan yang tepat. Seorang anak terus tumbuh, penginderaannya dihubungkan satu sama lain.
              Misalmya, suara dari perkataan ibu dihubungkan dengan penglihatannya pada ibunya, karena itu memberi arti pada anak. Apabila indera terus bertumbuh, makin banyak rangsang-rangsang indera yang dihubungkan dengan apa-apa yang telah diterima sebelumnya, hingga didapatnya lebih banyak arti-arti inilah yang disebut persepsi yaitu pengindera yang menghasilkan arti, atau dapat dikatakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Suatu proses yang bersifat  menyebabkan orang dapat menerima atau  meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.

2. Berpikir
              Berpikir adalah aktifitas jiwa yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah atau problem, sehingga menemukan hubungan-hubungan dan menentukan sangkut pautnya. Dengan berfikir itu kita dapat menganalisis sebagai akibat, atau menghubung-hubungkan atau sebagainya. Lalu kita menemukan hubungan-hubungan itu dan menentukan masalah yang sedang dihadapi. Oleh karena itu berfikir merupakan fungsi jiwa yang dinamis yang melalui suatu proses kearah tercapainya suatu tujuan tertentu yang akhirnya menetapkan suatu keputusan. Dalam berfikir ini melalui beberapa proses :
a.    Pembentukan pengertian
b.   Pembentukan pendapat
c.    Pembentukan kesimpulan

3.Intelegensi
              Intelegensi berasal dari bahasa latin “intellegere” yang artinya menghubungkan atau menyatukan antara yang satu dengan yang lainnya. Kebanyakan orang menyamakan pengertian intelegensi itu dengan kecerdasan, yang sebenarnya tidak sama. Para ahli memberikan pengertian intelegensi bermacam-macam. Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian intelegensi, yaitu :
a.      Menurut W.Stern, intelegensi ialah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru.
b.     Bigot-Kohnstamm mengatakan, bahwa intelegensi ialah suatu kemampuan untuk melakukan perbuatan jiwa dengan cepat.
c.      Woodworth berpendapat bahwa intelegensi ialah meliputi tiga hal, yakni pengenalan sesuatu yang penting, penyesuaian diri dengan situasi yang baru dan kekuatan ingatan.
d.     Leuis hedison terman menyatakan, bahwa intelegensi ialah kesanggupan untuk belajar secara abstrak.
     Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa intelegensi itu suatu kesanggupan atau kemampuan untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat, tepat dan mudah tanpa mengalami suatu kesulitan.

4. Minat
            Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow n Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

5. Motivasi
Menurut Mc.donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.donald ini mengandung tiga elemen penting :
a.   Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
b.   Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling dan afeksi seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
      Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

6.Memori
Menurut Dr. Kohnstamm ingatan ialah semua macam pekerjaan jiwa yang berhubungan di dalam waktu. Hal ini berarti bahwa kegiatan mengingat itu selalu berhubungan dengan masalah waktu (lampau, sekarang dan yang mendatang). Sedang William Stern berpendapat bahwa ingatan sebagai hubungan pengalaman dengan masa yang lampau. Ini berarti bahwa pengalaman yang terjadi pada waktu lampau yang telah melekat di dalam jiwa (kesadaran) itu dapat dimunculkan kembali pada waktu sekarang. Di samping itu pendapat secara umum mengatakan bahwa ingatan adalah kekuatan jiwa untuk mencamkan atau menerima, menyimpan dan mereproduksikan kembali kesan-kesan yang telah lampau.

C.    Pengaruh Aspek-aspek Psikologi Terhadap Pembelajaran
1. Persepsi
Persepsi ini bersifat relatif, selektif dan teratur. Oleh karena itu, sejak dini siswa perlu ditanamkan memiliki persepsi yang baik dan akurat mengenai apa yang dipelajari. Ketika persepsi salah terhadap apa yang dipelajari, hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan belajar yang akan ditempuh. Jadi persepsi dipengaruhi oleh pengalaman yang sekarang dan yang lampau dan juga dipengaruhi oleh sikap individu pada waktu itu.
Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persepsi adalah:
a.      Makin baik persepsi mengenai sesuatu makin mudah siswa belajar mengingat suatu tersebut.
b.     Perlunya menghindari dari persepsi salah, karena akan menimbulkan yang salah pula.
c.      Perlunya berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda yang sesungguhnya, agar siswa mendapatkan persepsi yang kuat.

2. Berpikir
Berpikir manusia sebenarnya merupakan proses yang dinamis. Dinamika berpikir ini dimungkinkan oleh pengalaman yang meluas, perbendaharaan bahasa yang kaya dan didukung pula pendidikan pula yang baik dan ketajaman dalam berpikir. Dan akhirnya, jika manusia itu mampu berpikir secara optimal maka ia akan dapat memperoleh kesuksesan yang sangat baik dalam kehidupannya.

3. Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi, sehingga terdapat perbedaan intelegensi seseorang dengan yang lain ialah :
a.    Pembawaan
b.   Kematangan
c.    Pembentukan
d.   Minat dan pembawaan yang khas
e.    Kebebasan
Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman pada salah satu faktor tersebut diatas.

4. Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai denga minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

5. Motivasi
Motivasi memiliki komponen utama yang sangat berpengaruh yaitu, kebutuhan, dorongan dan tujuan. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut :
a.      Menyadarkan pentingnya kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir dalam belajar. Menginformasikan tentang pentingnya kekuatan usaha belajar yang di bandingkan dengan teman sebaya.
b.     Mengarahkan kegiatan belajar.
c.      Membesarkan semangat belajar
d.     Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela – selanya adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan , yang mana individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa agar dapat berhasil.
Sedangkan bagi guru pentingnya pemahaman dan pengetahuan tentang motivasi belajar pada siswa adalah sebagai berikut:
a.   Membangkitkan , meningkatkan , dan memelihara semangat belajar siswa sampai berhasil.
b.     Mengetahui dan memahami bahwa motivasi siswa bermacam – macam.
c.  Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam – macam peran dalam pembelajaran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik
d. Memberi peluang bagi guru untuk “unjuk kerja” dalam rekayasa pedagogis (perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan).
6. Memori
Tinggi rendahnya memori sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran oleh anak didik dalam menerima pelajaran. Oleh karena itu untuk membantu memudahkannya dalam menyerap pelajaran, harus digunakan beberata strategi. Matlin (1994) menyebutkan empat macam strategi memori yang penting, yaitu: rehearsal, organization, imagery dan retrival.
a.     Reherseal (pengulangan), meningkatkan memori dengan cara mengulangi berkali-kali informasi setelah informasi tersebut disajikan.
b. Organization (organisasi), seperti pengkategorian dan pengelompokan, merupakan stretegi yang sering digunakan oleh orang dewasa.
c.    Imagery (perbandingan), tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang.
d.  Retrival (pemunculan kembali), proses mengeluarkan atau menganngkat informasi dari tempat penyimpanan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar